Hatta: Penerima BLSM bukan hanya orang miskin
Hatta: Penerima BLSM bukan hanya orang miskin
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa menegaskan, bahwa sebanyak 15,5 juta Kepala Keluarga yang akan menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), bukan hanya orang miskin. Namun seluruh orang yang rentan jika terjadi kenaikan harga BBM.
"Ingat yang diberikan BLSM bukan orang miskin. Banyak yang pendapatannya di atas garis kemiskinan. Akhirnya ada yang bilang pemerintah bohong katanya angka kemiskinan 11,9 persen, sekarang kok yang diberikan 15,5 juta KK. Itu kelompok sasaran. Mereka yang di atas angka kemiskinanpun dapat dana kompensasi agar ketika ada inflasi mereka enggak jatuh. Itu data yang mutakhir," ujarnya di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/5/2013).
Dia mencontohkan, di suatu daerah di pulau Jawa dengan UMR Rp1,2 juta dan income-nya mencapai Rp1,6 juta, tetapi masih mendapatkan dana kompensasi.
"Bisa saja kawan-kawan secara random cek tapi kalau bukan kategori miskin jangan disalahakn. Contoh di suatu daerah di Jawa Tengah atau Jawa Timur UMR-nya Rp1,2 juta tapi income-nya Rp1,6 juta. Dan dia masih dapat dana kompensasi nantinya," katanya.
Hatta mengakui pendataan yang dilakukan bisa saja meleset. Namun secara keseluruhan pemberian dana kompensasi sudah menghitung dampak pihak-pihak yang akan terkena kenaikan harga BBM.
"Jadi jangan serta merta mengatakan bukan orang miskin. Bahwa data itu tidak akurat, saya juga percaya akan ada meleset-melesetnya tapi tidak akan banyak," pungkas dia.
"Ingat yang diberikan BLSM bukan orang miskin. Banyak yang pendapatannya di atas garis kemiskinan. Akhirnya ada yang bilang pemerintah bohong katanya angka kemiskinan 11,9 persen, sekarang kok yang diberikan 15,5 juta KK. Itu kelompok sasaran. Mereka yang di atas angka kemiskinanpun dapat dana kompensasi agar ketika ada inflasi mereka enggak jatuh. Itu data yang mutakhir," ujarnya di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/5/2013).
Dia mencontohkan, di suatu daerah di pulau Jawa dengan UMR Rp1,2 juta dan income-nya mencapai Rp1,6 juta, tetapi masih mendapatkan dana kompensasi.
"Bisa saja kawan-kawan secara random cek tapi kalau bukan kategori miskin jangan disalahakn. Contoh di suatu daerah di Jawa Tengah atau Jawa Timur UMR-nya Rp1,2 juta tapi income-nya Rp1,6 juta. Dan dia masih dapat dana kompensasi nantinya," katanya.
Hatta mengakui pendataan yang dilakukan bisa saja meleset. Namun secara keseluruhan pemberian dana kompensasi sudah menghitung dampak pihak-pihak yang akan terkena kenaikan harga BBM.
"Jadi jangan serta merta mengatakan bukan orang miskin. Bahwa data itu tidak akurat, saya juga percaya akan ada meleset-melesetnya tapi tidak akan banyak," pungkas dia.
(izz)
Explore More