Produsen anggur Eropa frustrasi jadi korban
A
A
A
Sindonews.com - Produsen anggur Eropa yang tengah berusaha menghidupkan bisnis baru di pasar China, menyatakan frustrasi akibat sengketa perdagangan menempatkan produk mereka sebagai sasaran.
"Ini terlalu buruk ketika negara memiliki masalah dengan Eropa atau Perancis, mereka menggunakan anggur sebagai senjata," kata Jean-Benoit Kelagopian, direktur ekspor perusahaan anggur Cave de Tain di bagian utara Rhone Valley, Perancis, seperti dilansir dari AFP, Kamis (6/6/2013).
"Anggur adalah produk tentang berbagi gaya hidup, berbagi kesenangan, dan membuat teman. Ini tentang peradaban," jelasnya usai mengikuti pameran anggur internasional di Beijing, di mana pembuat dan penjual anggur berkumpul di China National Convention Center.
Kemarin, China mengumumkan telah memulai penyelidikan anti-dumping atas anggur Eropa setelah Uni Eropa menampar tarif impor panel surya mereka, memicu kekhawatiran kerusakan hubungan perdagangan kedua pihak.
Stephane Donze, yang memiliki perkebunan Chateau Martinat di Bordeaux, Perancis , mengatakan ekspor ke China telah meningkatkan rekening tahunan hingga 10 persen dari penjualan di luar negeri. "Pasar China sangat besar. Sekarang semakin banyak orang minum anggur merah," ujarnya.
Donze menyatakan frustrasi dengan sikap Perancis, yang telah mendukung kenaikan tarif panel surya. "Saya sedikit marah terhadap pemerintah Perancis. Saya pikir tidak perlu pergi terlalu jauh," ujarnya menanggapi langkah Uni Eropa, meskipun mengakui ada kebutuhan untuk melindungi industri panel surya.
"Setiap orang harus diingatkan bahwa kita adalah salah satu item ekspor terbesar untuk Perancis. Dan, tak ada yang peduli tentang hal itu hari ini. Saya pikir kita terpinggirkan," tegasnya.
"Ini terlalu buruk ketika negara memiliki masalah dengan Eropa atau Perancis, mereka menggunakan anggur sebagai senjata," kata Jean-Benoit Kelagopian, direktur ekspor perusahaan anggur Cave de Tain di bagian utara Rhone Valley, Perancis, seperti dilansir dari AFP, Kamis (6/6/2013).
"Anggur adalah produk tentang berbagi gaya hidup, berbagi kesenangan, dan membuat teman. Ini tentang peradaban," jelasnya usai mengikuti pameran anggur internasional di Beijing, di mana pembuat dan penjual anggur berkumpul di China National Convention Center.
Kemarin, China mengumumkan telah memulai penyelidikan anti-dumping atas anggur Eropa setelah Uni Eropa menampar tarif impor panel surya mereka, memicu kekhawatiran kerusakan hubungan perdagangan kedua pihak.
Stephane Donze, yang memiliki perkebunan Chateau Martinat di Bordeaux, Perancis , mengatakan ekspor ke China telah meningkatkan rekening tahunan hingga 10 persen dari penjualan di luar negeri. "Pasar China sangat besar. Sekarang semakin banyak orang minum anggur merah," ujarnya.
Donze menyatakan frustrasi dengan sikap Perancis, yang telah mendukung kenaikan tarif panel surya. "Saya sedikit marah terhadap pemerintah Perancis. Saya pikir tidak perlu pergi terlalu jauh," ujarnya menanggapi langkah Uni Eropa, meskipun mengakui ada kebutuhan untuk melindungi industri panel surya.
"Setiap orang harus diingatkan bahwa kita adalah salah satu item ekspor terbesar untuk Perancis. Dan, tak ada yang peduli tentang hal itu hari ini. Saya pikir kita terpinggirkan," tegasnya.
(dmd)