Putin peringatkan ekonomi Rusia akan memburuk

Senin, 10 Juni 2013 - 17:18 WIB
Putin peringatkan ekonomi...
Putin peringatkan ekonomi Rusia akan memburuk
A A A
Sindonews.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan, bahwa pertumbuhan ekonomi negaranya akan melambat tahun ini menjadi kurang dari rata-rata dunia.

Komentar orang nomor satu di Kremlin itu datang beberapa saat setelah bank sentral memaksa mempertahankan suku bunga utama di angka 8,25 persen untuk bulan kesembilan, dalam menghadapi inflasi yang melonjak ke tingkat tertinggi selama 21 bulan.

Putin menjelaskan pada pertemuan kabinet, bahwa pertumbuhan Rusia akan melambat menjadi 2,4 persen tahun ini, dari perkiraan revisi penurunan 3,6 persen. Pemerintah awalnya mencatat pertumbuhan 2013 di angka 5,0 persen.

"Ini lebih rendah dari kisaran yang diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan, guna mengatasi masalah sosial dan lainnya," kata Putin dalam pernyataannya yang disiarkan televisi, seperti dilansir dari AFP, Senin (10/6/2013).

"Kedua, ini lebih rendah dari IMF (Dana Moneter Internasional) di mana pertumbuhan dunia diperkirakan sebesar 3,3 persen," tambahnya.

Ekonomi Rusia menderita konsumsi domestik lebih rendah dan penurunan tingkat produksi industri. Investasi juga telah tertinggal sebagai konsekuensi dari masalah ekonomi Eropa dan kekhawatiran korupsi bersama dengan peran dominan ekonomi negara.

Ekonomi Rusia diperluas 4,3 persen pada 2011 dan 3,4 persen tahun lalu - luka mendalam dari angka yang mendekati 9 persen sebelum krisis keuangan global 2008-2009.

Ketidakmampuan pemerintah merangsang pertumbuhan ke tingkat sebelumnya telah membuat Putin frustrasi pada saat Rusia sedang mempersiapkan kemajuan dunia pada Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi.

Bank sentral berada di bawah tekanan kuat untuk tingkat lebih rendah dalam merangsang pertumbuhan secara lebih luas yang diadopsi negara-negara maju di dunia. Tapi, bank terhalang inflasi yang terlalu tinggi secara tahunan mencapai 7,4 persen pada Mei 2013, di atas target pemerintah 5,0-6,0 persen.

"Pemeliharaan inflasi di atas kisaran target selama jangka waktu yang panjang dapat mempengaruhi ekspektasi pasar, yang merupakan sumber risiko inflasi," kata bank sentral memperingatkan.

Bank memutuskan untuk meninggalkan tingkat diskonto, di mana pembelian kembali obligasi pemerintah dari lembaga komersial stabil pada 5,5 persen sambil menurunkan beberapa harga pinjaman jangka menengah dan jangka panjang.

Perubahan kebijakan suku bunga diharapkan datang setelah Gubernur Bank Sentral Sergei Ignatyev keluar digantikan Elvira Nabiullina. "Gubernur Ignatyev telah konsisten berdebat melawan penurunan suku dalam enam bulan terakhir atau lebih. Tapi, kedatangan Nabiullina harus bisa mengubah kebijakan di bank sentral ke posisi yang lebih akomodatif," kata Renaissance Capital.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0911 seconds (0.1#10.140)