Mobil listrik pengganti Bajaj siap diproduksi di Banyuwangi
A
A
A
Sindonews.com - Clean Motion, produsen teknologi ramah lingkungan asal Swedia memilih Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) sebagai tempat produksi mobil listrik. Kendaraan dengan merek ZBee ini akan diproduksi mulai Agustus 2013.
"Selasa malam (11/6/2013) kami sudah bertemu dengan CEO Clean Motion dan Duta Besar Swedia untuk Indonesia di Jakarta. Ada kepastian akan berproduksi mulai Agustus di Banyuwangi," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas di Surabaya, Rabu (12/6/2013).
Untuk melancarkan proses produksinya, produsen ZBee ini menggandeng industri manufaktur lokal Banyuwangi, yakni PT Lundin Industry Invest. Mobil hasil produksi ini bakal menggantikan kendaraan Bajaj di Ibukota Jakarta.
Kendaraan ZBee ini mempunyai efisiensi energi yang cukup besar, sehingga mengurangi emisi karbondioksida. Kendaraan ini diklaim mampu memberikan solusi atas kemacetan di kota-kota besar yang semakin meningkat.
ZBee berdimensi panjang 2.400 mm, lebar 1.250 mm, dan tinggi 1.500 mm. Beratnya 230 kilogram dengan sabuk pengaman di tiga titik. Kendaraan bebas polusi udara ini menyimpan daya pada baterai Li-Ion. Untuk menempuh 100 km, ZBee memerlukan listrik 4 kWh. Baterai ZBee dapat diisi penuh kurang dari satu jam.
mobil ini tidak diperlukan infrastruktur khusus untuk pengisian baterai listriknya sebagaimana mobil listrik berkapasitas berat. Semua kebutuhan pengisian baterai bisa didapatkan di toko-toko biasa. Kendaraan ini mampu menempuh jarak 50 km sebelum harus diisi kembali dayanya. Kecepatan mobil ini mencapai 45 km per jam.
Untuk Indonesia, potensi pasar mobil jenis ini masih cukup bagus sekitar 100 ribu unit per tahun. Ketua Ikatan Sarjana Nahdotul Ulama (ISNU) Jatim ini berharap investasi perusahaan Swedia dalam pembuatan mobil ZBee dengan menggandeng mitra lokal di Banyuwangi akan mempunyai dampak seperti bola salju yang terus menggelinding dan membesar, yaitu dengan menggaet jaringan bisnis Swedia lainnya untuk masuk ke Banyuwangi.
Apalagi, lanjut Abdullah, kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Swedia akhir Mei lalu telah menghasilkan komitmen dari sejumlah perusahaan besar di sana untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kami yakin jaringan bisnis Swedia bisa semakin melirik Banyuwangi setelah ZBee diproduksi di kota kami," ujar Anas.
Anas antusias rencana investasi Swedia tersebut. Swedia adalah negara yang menduduki peringkat ke-8 dalam Innovation Capacity Index (Indeks Kapasitas Inovasi) dunia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Swedia tercatat di posisi 10 besar dunia. Sejumlah penemuan seperti GPS, sabuk pengaman tiga titik, atau cardiac pacemaker (penunjang medis untuk kesehatan jantung) adalah inovasi dari Swedia.
"Inovasi adalah kunci dari daya saing. Karena itu, masuknya Swedia dengan memproduksi ZBee di Banyuwangi bisa menjadi impuls untuk tumbuh-kembangnya budaya dan tradisi inovasi agar daya saing ekonomi daerah terus meningkat," jelas Anas.
"Selasa malam (11/6/2013) kami sudah bertemu dengan CEO Clean Motion dan Duta Besar Swedia untuk Indonesia di Jakarta. Ada kepastian akan berproduksi mulai Agustus di Banyuwangi," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas di Surabaya, Rabu (12/6/2013).
Untuk melancarkan proses produksinya, produsen ZBee ini menggandeng industri manufaktur lokal Banyuwangi, yakni PT Lundin Industry Invest. Mobil hasil produksi ini bakal menggantikan kendaraan Bajaj di Ibukota Jakarta.
Kendaraan ZBee ini mempunyai efisiensi energi yang cukup besar, sehingga mengurangi emisi karbondioksida. Kendaraan ini diklaim mampu memberikan solusi atas kemacetan di kota-kota besar yang semakin meningkat.
ZBee berdimensi panjang 2.400 mm, lebar 1.250 mm, dan tinggi 1.500 mm. Beratnya 230 kilogram dengan sabuk pengaman di tiga titik. Kendaraan bebas polusi udara ini menyimpan daya pada baterai Li-Ion. Untuk menempuh 100 km, ZBee memerlukan listrik 4 kWh. Baterai ZBee dapat diisi penuh kurang dari satu jam.
mobil ini tidak diperlukan infrastruktur khusus untuk pengisian baterai listriknya sebagaimana mobil listrik berkapasitas berat. Semua kebutuhan pengisian baterai bisa didapatkan di toko-toko biasa. Kendaraan ini mampu menempuh jarak 50 km sebelum harus diisi kembali dayanya. Kecepatan mobil ini mencapai 45 km per jam.
Untuk Indonesia, potensi pasar mobil jenis ini masih cukup bagus sekitar 100 ribu unit per tahun. Ketua Ikatan Sarjana Nahdotul Ulama (ISNU) Jatim ini berharap investasi perusahaan Swedia dalam pembuatan mobil ZBee dengan menggandeng mitra lokal di Banyuwangi akan mempunyai dampak seperti bola salju yang terus menggelinding dan membesar, yaitu dengan menggaet jaringan bisnis Swedia lainnya untuk masuk ke Banyuwangi.
Apalagi, lanjut Abdullah, kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Swedia akhir Mei lalu telah menghasilkan komitmen dari sejumlah perusahaan besar di sana untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kami yakin jaringan bisnis Swedia bisa semakin melirik Banyuwangi setelah ZBee diproduksi di kota kami," ujar Anas.
Anas antusias rencana investasi Swedia tersebut. Swedia adalah negara yang menduduki peringkat ke-8 dalam Innovation Capacity Index (Indeks Kapasitas Inovasi) dunia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Swedia tercatat di posisi 10 besar dunia. Sejumlah penemuan seperti GPS, sabuk pengaman tiga titik, atau cardiac pacemaker (penunjang medis untuk kesehatan jantung) adalah inovasi dari Swedia.
"Inovasi adalah kunci dari daya saing. Karena itu, masuknya Swedia dengan memproduksi ZBee di Banyuwangi bisa menjadi impuls untuk tumbuh-kembangnya budaya dan tradisi inovasi agar daya saing ekonomi daerah terus meningkat," jelas Anas.
(izz)