Sektor ini paling terkena dampak kenaikan BI Rate
A
A
A
Sindonews.com - Dinaikkannya suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 6,00 persen akan memberi dampak terhadap terhadap sejumlah sektor, namun tiga sektor ini diperkirakan paling terkena dampak negatifnya.
Analis PT Infovesta Utama, Vilia Wati mengatakan bahwa di pasar saham, kenaikan BI Rate akan memberi dampak pada beberapa sektor. "Sektor yang terkena dampak negatif kenaikan BI Rate, yakni perbankan, properti dan automotif," kata dia kepada Sindonews, Kamis (13/6/2013).
Menurut dia, ketig asektor tersebut merupakan sektor yang relatif lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga. Untuk sektor perbankan, Vilia menjelaskan, kenaikan suku bunga berpotensi menggerus pendapatan akibat potensi penurunan kredit konsumsi akibat kenaikan suku bunga kredit.
Sementara sektor properti dan automotif, kenaikan suku bunga kredit bisa berpotensi menurunkan minat calon konsumen yang membeli dengan cara kredit.
Sore ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini ambles 90,22 poin atau 1,92 persen ke level 4.607,66. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp11,13 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 7 miliar lembar saham.
Sementara investor asing terpantau melakukan penjualan bersih sebesar Rp1,39 triliun. Tercatat, sebanyak 79 saham menguat, 234 saham melemah dan 59 saham stagnan.
Seluruh sektor perdagangan hari ini melemah, dengan pelemahan tertinggi dipimpin sektor aneka industri, yang minus 2,97 persen. Sedangkan, sektor konsumer turun 2,96 persen dan properti terkoreksi 2,68 persen.
Analis PT Infovesta Utama, Vilia Wati mengatakan bahwa di pasar saham, kenaikan BI Rate akan memberi dampak pada beberapa sektor. "Sektor yang terkena dampak negatif kenaikan BI Rate, yakni perbankan, properti dan automotif," kata dia kepada Sindonews, Kamis (13/6/2013).
Menurut dia, ketig asektor tersebut merupakan sektor yang relatif lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga. Untuk sektor perbankan, Vilia menjelaskan, kenaikan suku bunga berpotensi menggerus pendapatan akibat potensi penurunan kredit konsumsi akibat kenaikan suku bunga kredit.
Sementara sektor properti dan automotif, kenaikan suku bunga kredit bisa berpotensi menurunkan minat calon konsumen yang membeli dengan cara kredit.
Sore ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini ambles 90,22 poin atau 1,92 persen ke level 4.607,66. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp11,13 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 7 miliar lembar saham.
Sementara investor asing terpantau melakukan penjualan bersih sebesar Rp1,39 triliun. Tercatat, sebanyak 79 saham menguat, 234 saham melemah dan 59 saham stagnan.
Seluruh sektor perdagangan hari ini melemah, dengan pelemahan tertinggi dipimpin sektor aneka industri, yang minus 2,97 persen. Sedangkan, sektor konsumer turun 2,96 persen dan properti terkoreksi 2,68 persen.
(rna)