Pengusaha bus ancang-ancang naikkan tarif
A
A
A
Sindonews.com - Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, membuat pengusaha transportasi di daerah bingung. Sebab, biaya operasional dipastikan akan meningkat.
Kenaikan biaya operasional akan membuat mereka menaikkan tarif sebagai dampak kenaikan harga BBM. Saat ini, mereka telah menyiapkan diri merealisasikan rencana kenaikan tarif begitu pemerintah menaikkan harga ВВМ.
Manajer PO Dedy Jaya di Kabupaten Brebes, Khurotul Fauzi mengatakan, pihaknya siap menyesuaikan harga dari pemerintah. Namun imbasnya, pengelola bus akan menaikkan tarif angkutan. Hal itu didasarkan pada naiknya biaya operasional bus.
Sebab, biaya operasional per unit bus sekali jalan (PP) Brebes-Jakarta Rp1,4 juta. Biaya operasional itu sudah termasuk untuk BBM dan upah sopir sekaligus kernet.
"Maka kami akan menaikkan tarif. Tapi besarannya menyesuaikan dengan aturan pemerintah supaya sama dengan PO lainnya," kata Fauzi di Kabupaten Brebes, Jumat (14/6/2013).
Tarif bus saat ini untuk trayek Brebes-Jakarta sebesar Rp35 ribu untuk non AC dan Rp40 ribu untuk bus AC. Dengan jumlah tempat duduk 60 buah. Jika satu unit bus non AC penuh, pihaknya bisa mendapatkan uang Rp1,8 juta.
Dengan jumlah pendapatan tersebut, pihaknya masih harus menanggung beban harga komponen bus dan biaya perawatan. "Biaya komponen terus naik," ujarnya.
Dampak lain yang siap dihadapinya yaitu para penumpang jelas akan beralih ke moda transportasi lain. Seperti kereta api dan jasa travel. Kedua moda itu, lanjut dia, merupakan pesaing moda transportasi.
Misalnya, pengusaha travel sekarang semakin memudahkan masyarakat. Mereka menyediakan fasilitas penjemputan dan mengantarkan penumpang langsung ke tempat tujuan. "Belum lagi kereta api yang semakin banyak. Adanya kenaikan BBM membuat kami terpukul," pungkas Fauzi.
Kenaikan biaya operasional akan membuat mereka menaikkan tarif sebagai dampak kenaikan harga BBM. Saat ini, mereka telah menyiapkan diri merealisasikan rencana kenaikan tarif begitu pemerintah menaikkan harga ВВМ.
Manajer PO Dedy Jaya di Kabupaten Brebes, Khurotul Fauzi mengatakan, pihaknya siap menyesuaikan harga dari pemerintah. Namun imbasnya, pengelola bus akan menaikkan tarif angkutan. Hal itu didasarkan pada naiknya biaya operasional bus.
Sebab, biaya operasional per unit bus sekali jalan (PP) Brebes-Jakarta Rp1,4 juta. Biaya operasional itu sudah termasuk untuk BBM dan upah sopir sekaligus kernet.
"Maka kami akan menaikkan tarif. Tapi besarannya menyesuaikan dengan aturan pemerintah supaya sama dengan PO lainnya," kata Fauzi di Kabupaten Brebes, Jumat (14/6/2013).
Tarif bus saat ini untuk trayek Brebes-Jakarta sebesar Rp35 ribu untuk non AC dan Rp40 ribu untuk bus AC. Dengan jumlah tempat duduk 60 buah. Jika satu unit bus non AC penuh, pihaknya bisa mendapatkan uang Rp1,8 juta.
Dengan jumlah pendapatan tersebut, pihaknya masih harus menanggung beban harga komponen bus dan biaya perawatan. "Biaya komponen terus naik," ujarnya.
Dampak lain yang siap dihadapinya yaitu para penumpang jelas akan beralih ke moda transportasi lain. Seperti kereta api dan jasa travel. Kedua moda itu, lanjut dia, merupakan pesaing moda transportasi.
Misalnya, pengusaha travel sekarang semakin memudahkan masyarakat. Mereka menyediakan fasilitas penjemputan dan mengantarkan penumpang langsung ke tempat tujuan. "Belum lagi kereta api yang semakin banyak. Adanya kenaikan BBM membuat kami terpukul," pungkas Fauzi.
(izz)