Akhir pekan, Wall Street terkoreksi
A
A
A
Sindonews.com - Bursa saham Wall Street pada perdagangan Jumat waktu setempat berakhir terkoreksi setelah hari sebelumnya berhasil rebound. Pelemahan tersebut dipicu kekhawatiran langkah Bank Sentral di dunia yang akan segera memangkas program stimulusnya.
Ketidakpastian mengenai kebijakan moneter di seluruh dunia tersebut menyebabkan terjadinya gejolak di pasar saham. Kekhawatiran tersebut bertambah setelah pada awal pekan ini Bank Sentral Jepang (BoJ) memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya.
Perhatian pelaku pasar saat ini terfokus pada hasil rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan depan. Pernyataan Gubernur the Fed, Ben Bernanke pada 22 Mei lalu menyulut kekhawatiran bahwa Bank Sentral Amerika Serikat akan mulai memangkas program stimulus.
"Bernanke akan mencoba menenangkan pasar dan mempertahankan posisinya dengan tidak akan segera melakukan pemangkasan stimulus. Dan pasar saham menginginkan waktu yang lebih panjang, tapi saya ragu mereka akan mendapatkannya," kata Analis Pasar Prudential Financial, Quincy Krosby seperti dilansir Reuters, Sabtu (15/6/2013).
Pada perdagangan semalam, indeks Dow Jones turun 105,90 poin atau 0,70 persen menjadi 15.070,18; indeks S&P 500 melemah 9,63 poin atau 0,59 persen ke 1.626,73 dan indeks Nasdaq 21,81 poin atau 0,63 persen menjadi 3.423,56.
Tercatat sebanyak 5,5 miliar saham ditransaksikan di New York Stock Exchange, Nasdaq dan NYSE MKT. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata harian sepanjang tahun ini, yang mencapai 6,39 miliar.
Ketidakpastian mengenai kebijakan moneter di seluruh dunia tersebut menyebabkan terjadinya gejolak di pasar saham. Kekhawatiran tersebut bertambah setelah pada awal pekan ini Bank Sentral Jepang (BoJ) memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya.
Perhatian pelaku pasar saat ini terfokus pada hasil rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan depan. Pernyataan Gubernur the Fed, Ben Bernanke pada 22 Mei lalu menyulut kekhawatiran bahwa Bank Sentral Amerika Serikat akan mulai memangkas program stimulus.
"Bernanke akan mencoba menenangkan pasar dan mempertahankan posisinya dengan tidak akan segera melakukan pemangkasan stimulus. Dan pasar saham menginginkan waktu yang lebih panjang, tapi saya ragu mereka akan mendapatkannya," kata Analis Pasar Prudential Financial, Quincy Krosby seperti dilansir Reuters, Sabtu (15/6/2013).
Pada perdagangan semalam, indeks Dow Jones turun 105,90 poin atau 0,70 persen menjadi 15.070,18; indeks S&P 500 melemah 9,63 poin atau 0,59 persen ke 1.626,73 dan indeks Nasdaq 21,81 poin atau 0,63 persen menjadi 3.423,56.
Tercatat sebanyak 5,5 miliar saham ditransaksikan di New York Stock Exchange, Nasdaq dan NYSE MKT. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata harian sepanjang tahun ini, yang mencapai 6,39 miliar.
(rna)