Harga minyak dunia tertinggi dalam 9 bulan
A
A
A
Sindonews.com - Harga patokan minyak utama New York, hari ini mencapai puncak dalam sembilan bulan, karena para pedagang khawatir krisis Suriah bisa memukul pasokan minyak mentah di Timur Tengah.
Suriah diperkirakan menjadi agenda utama pemimpin dunia dalam KTT Kelompok Delapan (G8) yang berlangsung di Irlandia Utara.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, mencapai USD98,67 per barel, level terakhir yang terlihat pada September 2012.
Pada saat yang sama, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik menjadi USD106,67 per barel, titik tertinggi sejak 3 April 2013. Brent kemudian berdiri di USD106,26 dalam transaksi tengah di London, naik 33 sen dibandingkan dengan penutupan Jumat (14/6/2013). Sementara minyak mentah New York diperdagangkan 62 sen lebih tinggi pada USD98,47 per barel.
"Suriah bukan negara penghasil minyak utama, namun potensi tumpahan ke negara-negara tetangga telah membuat pasar sedikit ketakutan," kata analis perdagangan Alpari, Joshua Mahony, seperti dilansir Global Post, Senin (17/6/2013).
Harga pada Jumat lalu, juga naik setelah para pejabat AS menyatakan, mereka memiliki bukti penggunaan senjata kimia oleh pasukan dukungan pemimpin Suriah Bashar al-Assad, dan mengisyaratkan Washington bisa mulai mempersenjatai oposisi.
"Harga minyak saat ini didorong oleh aspek geopolitik," ungkap analis Commerzbank, Carsten Fritsch, menanggapi situasi di Suriah.
"Keputusan AS memasok senjata kepada pemberontak di Suriah mengancam mengubah perang saudara di Suriah ke dalam perang proxy antara kekuatan dunia, mengingat Rusia memberikan dukungan militer kepada rezim Assad. Ini terikat menjadi agenda pertemuan puncak G8 yang dimulai di Irlandia Utara hari ini," jelasnya.
Presiden AS Barack Obama dan para pemimpin dunia tiba di wilayah bagian Inggris untuk menekan Rusia mundur dari dukungannya terhadap Assad.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengatakan, prioritasnya dalam pertemuan tersebut adalah memastikan sebuah konferensi perdamaian di konflik Suriah pada akhir tahun ini.
Namun, di tengah meningkatnya ketegangan Suriah, pembicaraan antara Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi pemicu, setelah kedua pemimpin menawarkan dukungan militer untuk menentang pihak-pihak dalam perang.
Ketidakpastian mengenai apakah Federal Reserve AS (Fed) akan melanjutkan program stimulus moneter juga turut mempengaruhi harga.
Komite Pasar Terbuka Federal, yang menetapkan patokan suku bunga dolar AS, akan bertemu pada Selasa dan Rabu, di mana investor mengharapkan kejelasan tentang apakah suku bunga jangka panjang melalui program pembelian obligasi USD85 miliar bulanan akan bertahan.
"Kunci elemen pekan ini adalah pertemuan kebijakan moneter Fed pada Rabu (19/6/2013) yang akan memperjelas prospek ekonomi AS saat ini," kata analis broker Sucden, Myrto Sokou.
"Investor harus tetap berhati-hati di tengah tanda-tanda bahwa Fed dapat menurunkan program pembelian obligasi, sementara semua mata akan berada di setiap indikasi tentang jangka waktu kemungkinan penghentian program QE pada 2013," tandasnya.
Suriah diperkirakan menjadi agenda utama pemimpin dunia dalam KTT Kelompok Delapan (G8) yang berlangsung di Irlandia Utara.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, mencapai USD98,67 per barel, level terakhir yang terlihat pada September 2012.
Pada saat yang sama, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik menjadi USD106,67 per barel, titik tertinggi sejak 3 April 2013. Brent kemudian berdiri di USD106,26 dalam transaksi tengah di London, naik 33 sen dibandingkan dengan penutupan Jumat (14/6/2013). Sementara minyak mentah New York diperdagangkan 62 sen lebih tinggi pada USD98,47 per barel.
"Suriah bukan negara penghasil minyak utama, namun potensi tumpahan ke negara-negara tetangga telah membuat pasar sedikit ketakutan," kata analis perdagangan Alpari, Joshua Mahony, seperti dilansir Global Post, Senin (17/6/2013).
Harga pada Jumat lalu, juga naik setelah para pejabat AS menyatakan, mereka memiliki bukti penggunaan senjata kimia oleh pasukan dukungan pemimpin Suriah Bashar al-Assad, dan mengisyaratkan Washington bisa mulai mempersenjatai oposisi.
"Harga minyak saat ini didorong oleh aspek geopolitik," ungkap analis Commerzbank, Carsten Fritsch, menanggapi situasi di Suriah.
"Keputusan AS memasok senjata kepada pemberontak di Suriah mengancam mengubah perang saudara di Suriah ke dalam perang proxy antara kekuatan dunia, mengingat Rusia memberikan dukungan militer kepada rezim Assad. Ini terikat menjadi agenda pertemuan puncak G8 yang dimulai di Irlandia Utara hari ini," jelasnya.
Presiden AS Barack Obama dan para pemimpin dunia tiba di wilayah bagian Inggris untuk menekan Rusia mundur dari dukungannya terhadap Assad.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengatakan, prioritasnya dalam pertemuan tersebut adalah memastikan sebuah konferensi perdamaian di konflik Suriah pada akhir tahun ini.
Namun, di tengah meningkatnya ketegangan Suriah, pembicaraan antara Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi pemicu, setelah kedua pemimpin menawarkan dukungan militer untuk menentang pihak-pihak dalam perang.
Ketidakpastian mengenai apakah Federal Reserve AS (Fed) akan melanjutkan program stimulus moneter juga turut mempengaruhi harga.
Komite Pasar Terbuka Federal, yang menetapkan patokan suku bunga dolar AS, akan bertemu pada Selasa dan Rabu, di mana investor mengharapkan kejelasan tentang apakah suku bunga jangka panjang melalui program pembelian obligasi USD85 miliar bulanan akan bertahan.
"Kunci elemen pekan ini adalah pertemuan kebijakan moneter Fed pada Rabu (19/6/2013) yang akan memperjelas prospek ekonomi AS saat ini," kata analis broker Sucden, Myrto Sokou.
"Investor harus tetap berhati-hati di tengah tanda-tanda bahwa Fed dapat menurunkan program pembelian obligasi, sementara semua mata akan berada di setiap indikasi tentang jangka waktu kemungkinan penghentian program QE pada 2013," tandasnya.
(dmd)