BLSM tak cukup penuhi kebutuhan hidup buruh
A
A
A
Sindonews.com - Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Kudus menilai, Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang akan dikucurkan oleh pemerintah sebagai kompensasi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan banyak bermanfaat.
Sebab, nominal BLSM yang diperkirakan tidak lebih dari Rp150 ribu per bulan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidup para buruh yang ikut melonjak seiring kenaikan harga BBM.
Organizer KSBSI Kudus, Slamet Machmudi mengatakan, pemerintah kurang peka dalam memilih "momentum" menaikkan harga BBM. Sebab saat ini harga kebutuhan pokok di pasaran mulai merangkak naik menjelang Ramadan dan Lebaran tahun ini.
Pantauan KSBSI di dua pasar induk di Kudus, kenaikan harga kebutuhan pokok rata-rata mencapai 3-5 persen. Diperkirakan harga tersebut akan terus merambat naik saat Ramadan dan Lebaran.
Menurutnya, jika pemerintah benar-benar menaikkan harga BBM tidak lebih dari 24 Juni 2013, maka pihaknya bisa memastikan jika masyarakat terutama para buruh dan keluarganya akan menanggung beban inflasi yang cukup tinggi.
"Tanpa kenaikan BBM, harga kebutuhan pokok pasti naik jelang Ramadan dan Lebaran. Apalagi kalau ditambah dengan kenaikan harga BBM," katanya di Kudus, Selasa (18/6/2013).
Kondisi yang pelik, kata dia, mengharuskan masyarakat memutar otak agar kebutuhan hidup dan keluarga tetap bisa terpenuhi dan tidak mengalami kekurangan. Salah satu caranya yakni mengurangi tingkat konsumsi atau mencari alternatif produk kebutuhan yang terjangkau tanpa memikirkan aspek kualitas.
"Langkah itu harus dilakukan terlebih sebentar lagi masyarakat dihadapkan dengan tahun ajaran baru sekolah anak-anak. Kebutuhan peralatan sekolah dan biaya masuk sekolah sedikit banyak membebani keuangan keluarga," ucapnya.
Machmudi menuturkan, BLSM secara nominal tidak akan mampu menutup dampak inflasi dan menurunnya daya beli masyarakat akibat dampak kenaikan BBM. Program BLSM tidak akan memberikan dampak pada kesejahteraan rakyat.
BLSM yang diberikan hanya menjadi obat sementara bagi kekecewaan warga miskin terhadap pemerintah. "Alih-alih membantu melalui BLSM pemerintah berharap citranya terangkat karena seakan-akan pro dengan rakyat," pungkas dia.
Sebab, nominal BLSM yang diperkirakan tidak lebih dari Rp150 ribu per bulan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidup para buruh yang ikut melonjak seiring kenaikan harga BBM.
Organizer KSBSI Kudus, Slamet Machmudi mengatakan, pemerintah kurang peka dalam memilih "momentum" menaikkan harga BBM. Sebab saat ini harga kebutuhan pokok di pasaran mulai merangkak naik menjelang Ramadan dan Lebaran tahun ini.
Pantauan KSBSI di dua pasar induk di Kudus, kenaikan harga kebutuhan pokok rata-rata mencapai 3-5 persen. Diperkirakan harga tersebut akan terus merambat naik saat Ramadan dan Lebaran.
Menurutnya, jika pemerintah benar-benar menaikkan harga BBM tidak lebih dari 24 Juni 2013, maka pihaknya bisa memastikan jika masyarakat terutama para buruh dan keluarganya akan menanggung beban inflasi yang cukup tinggi.
"Tanpa kenaikan BBM, harga kebutuhan pokok pasti naik jelang Ramadan dan Lebaran. Apalagi kalau ditambah dengan kenaikan harga BBM," katanya di Kudus, Selasa (18/6/2013).
Kondisi yang pelik, kata dia, mengharuskan masyarakat memutar otak agar kebutuhan hidup dan keluarga tetap bisa terpenuhi dan tidak mengalami kekurangan. Salah satu caranya yakni mengurangi tingkat konsumsi atau mencari alternatif produk kebutuhan yang terjangkau tanpa memikirkan aspek kualitas.
"Langkah itu harus dilakukan terlebih sebentar lagi masyarakat dihadapkan dengan tahun ajaran baru sekolah anak-anak. Kebutuhan peralatan sekolah dan biaya masuk sekolah sedikit banyak membebani keuangan keluarga," ucapnya.
Machmudi menuturkan, BLSM secara nominal tidak akan mampu menutup dampak inflasi dan menurunnya daya beli masyarakat akibat dampak kenaikan BBM. Program BLSM tidak akan memberikan dampak pada kesejahteraan rakyat.
BLSM yang diberikan hanya menjadi obat sementara bagi kekecewaan warga miskin terhadap pemerintah. "Alih-alih membantu melalui BLSM pemerintah berharap citranya terangkat karena seakan-akan pro dengan rakyat," pungkas dia.
(izz)