Menteri KP, laut Asia jadi penyangga pangan dunia
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP), SHarif C Sutardjo mengatakan, wilayah laut Asia mempunyai peran sentral dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi regional dan dunia.
Asia mempunyai peran penting dan strategis tidak hanya bagi jasa lingkungan, namun bagi penyediaan pangan dunia yang berasal dari laut. Wilayah Asia berkontribusi penting bagi penyediaan barang, jasa dan media moda perdagangan dunia.
Menurutnya, peran sektor kelautan Asia di masa depan mempunyai kontribusi penting bagi lingkungan, energi, pangan, dan jasa lingkungan lain dalam mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi.
"Sumberdaya hayati dan non-hayati wilayah Asia memberikan penyediaan dan prospek ekonomi seperti mineral laut, gas, dan energi," kata dia dalam rilisnya, Selasa (18/6/2013).
Sementara, kata dia, sumber daya biologis kelautan yang melimpah dengan tingkat tinggi keanekaragaman hayati, baik perikanan tangkap dan budidaya, memberikan kontribusi bagi penyediaan pangan masyarakat.
Untuk mengembangkan kelautan, Syarif pun telah membuaka konferensi Asia Conference on Oceans, Food Security and Blue Growth (ACOFB) di Bali yang diselenggarakan bersama KKP, Pemerintah Belanda, Bank Dunia, didukung oleh Organisasi Pertanian dan Pangan Dunia (UN-FAO).
"Konferensi ACOFB, Forum Investasi Kelautan dan Perikanan (MFIF) serta Konferensi Pasifik dan Samudera Hindia (IOPAC) sangat penting bagi negara-negara Asia," jelas dia.
Peran Indonesia, lanjut Syarif sangat penting dalam ketahanan pangan sektor kelautan. Kesuksesan pelaksanaan The World Ocean Conference 2009 di Indonesia telah menempatkan peran laut dalam merespon perubahan iklim dan ketahanan pangan.
Untuk itu, Indonesia melalui penyelenggaraan Konferensi Asia ini berinisiatif untuk menindaklanjuti visi world’s ocean ke rencana aksi untuk menghasilkan Peta Jalan Asia berbasis blue growth.
Asia mempunyai peran penting dan strategis tidak hanya bagi jasa lingkungan, namun bagi penyediaan pangan dunia yang berasal dari laut. Wilayah Asia berkontribusi penting bagi penyediaan barang, jasa dan media moda perdagangan dunia.
Menurutnya, peran sektor kelautan Asia di masa depan mempunyai kontribusi penting bagi lingkungan, energi, pangan, dan jasa lingkungan lain dalam mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi.
"Sumberdaya hayati dan non-hayati wilayah Asia memberikan penyediaan dan prospek ekonomi seperti mineral laut, gas, dan energi," kata dia dalam rilisnya, Selasa (18/6/2013).
Sementara, kata dia, sumber daya biologis kelautan yang melimpah dengan tingkat tinggi keanekaragaman hayati, baik perikanan tangkap dan budidaya, memberikan kontribusi bagi penyediaan pangan masyarakat.
Untuk mengembangkan kelautan, Syarif pun telah membuaka konferensi Asia Conference on Oceans, Food Security and Blue Growth (ACOFB) di Bali yang diselenggarakan bersama KKP, Pemerintah Belanda, Bank Dunia, didukung oleh Organisasi Pertanian dan Pangan Dunia (UN-FAO).
"Konferensi ACOFB, Forum Investasi Kelautan dan Perikanan (MFIF) serta Konferensi Pasifik dan Samudera Hindia (IOPAC) sangat penting bagi negara-negara Asia," jelas dia.
Peran Indonesia, lanjut Syarif sangat penting dalam ketahanan pangan sektor kelautan. Kesuksesan pelaksanaan The World Ocean Conference 2009 di Indonesia telah menempatkan peran laut dalam merespon perubahan iklim dan ketahanan pangan.
Untuk itu, Indonesia melalui penyelenggaraan Konferensi Asia ini berinisiatif untuk menindaklanjuti visi world’s ocean ke rencana aksi untuk menghasilkan Peta Jalan Asia berbasis blue growth.
(izz)