Hulu migas tak berbenah, BBM berpotensi naik lagi
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat energi dari ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan kembali dilakukan jika sektor hulu minyak dan gas (migas) tidak berbenah diri.
Menurut dia, kenaikan harga BBM bersubsidi telah dilakukan pemerintah berkali-kali. Adapun kemungkinannya akan ada kenaikan harga lagi jika pemerintah tidak mampu meningkatkan produksi di sektor hulu migas nasional walaupun di satu sisi penyesuaian harga BBM sudah dilakukan tapi jauh lebih penting membenahi mekanisme produksi di hulu migas baik BUMN maupun swasta nasional.
"Jika mereka dapat ekspansi ke luar negeri, kemudian produksi migas bisa dibawa pulang, nanti harga relatif lebih murah kalau kita usahakan sendiri," katanya usai diskusi di Dewan Pers, Jakarta, Jumat (21/6/2013)
Lebih lanjut Komaidi menuturkan, BBM tersebut jika dijual masyarakat juga tidak terlalu mahal. Di samping itu, BUMN tidak lagi mengeluarkan margin terlalu besar.
"Saya kira, itu yang harus dilakukan dalam jangka panjang. Tetapi kalau itu tidak dilakukan, kita akan terus impor beli dari harga internasional," tutur dia.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada malam ini. Adapun, harga BBM jenis premium akan dinaikkan sebesar Rp2.000 per liter menjadi Rp6.500, sedangkan solar naik Rp1.000 menjadi Rp5.500 per liter.
Menurut dia, kenaikan harga BBM bersubsidi telah dilakukan pemerintah berkali-kali. Adapun kemungkinannya akan ada kenaikan harga lagi jika pemerintah tidak mampu meningkatkan produksi di sektor hulu migas nasional walaupun di satu sisi penyesuaian harga BBM sudah dilakukan tapi jauh lebih penting membenahi mekanisme produksi di hulu migas baik BUMN maupun swasta nasional.
"Jika mereka dapat ekspansi ke luar negeri, kemudian produksi migas bisa dibawa pulang, nanti harga relatif lebih murah kalau kita usahakan sendiri," katanya usai diskusi di Dewan Pers, Jakarta, Jumat (21/6/2013)
Lebih lanjut Komaidi menuturkan, BBM tersebut jika dijual masyarakat juga tidak terlalu mahal. Di samping itu, BUMN tidak lagi mengeluarkan margin terlalu besar.
"Saya kira, itu yang harus dilakukan dalam jangka panjang. Tetapi kalau itu tidak dilakukan, kita akan terus impor beli dari harga internasional," tutur dia.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada malam ini. Adapun, harga BBM jenis premium akan dinaikkan sebesar Rp2.000 per liter menjadi Rp6.500, sedangkan solar naik Rp1.000 menjadi Rp5.500 per liter.
(rna)