Harga minyak dunia perlahan bangkit
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini sedikit pulih, setelah sebelumnya sempat terpuruk di tengah kekhawatiran bank sentral AS mengakhiri langkah-langkah stimulus ekonomi multi-miliar dolar serta data buruk manufaktur China.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, naik 48 sen berdiri di USD102,63 per barel dalam transaksi di London, setelah kemarin sempat merosot hampir USD4,0 (penurunan terbesar sejak awal November).
Sementara kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI), light sweet crude untuk Agustus, naik 34 sen menjadi USD95,48 per barel, setelah merosot USD2,84.
"Tampaknya pasar minyak telah bereaksi berlebihan dan harga minyak mentah mengalami rebound pada Jumat, dikoreksi sedikit lebih tinggi," kata Myrto Sokou, analis senior Sucden brokers, seperti dilansir dari AFP, Jumat (21/6/2013).
Pasar minyak global bergabung dengan sell-off di pasar saham dan anjloknya harga emas, menanggapi komentar Ketua Fed Ben Bernanke, bahwa bank sentral AS dapat mulai melakukan pembelian obligasi USD85 miliar bulanan jika perekonomian terus membaik.
Pasar juga terpukul data buruk manufaktur China - kendali utama ekonomi global dan konsumen energi terbesar di dunia. Indeks pembelian manajer (PMI) China, yang dirilis HSBC berada di angka 48,3, lebih buruk dari pembacaan akhir Mei sebesar 49,2 dan terendah sejak September. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi, sementara apa pun di atasnya sebagai ekspansi.
"Tidak ada faktor substantif yang mendukung harga minyak saat ini," kata Victor Shum, managing director riset IHS Purvin and Gertz, Singapura.
"Harga minyak akan terus bergerak ke bawah sinkron dengan pasar ekuitas setelah pengumuman Fed AS dan data manufaktur China yang buruk," tandasnya.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, naik 48 sen berdiri di USD102,63 per barel dalam transaksi di London, setelah kemarin sempat merosot hampir USD4,0 (penurunan terbesar sejak awal November).
Sementara kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI), light sweet crude untuk Agustus, naik 34 sen menjadi USD95,48 per barel, setelah merosot USD2,84.
"Tampaknya pasar minyak telah bereaksi berlebihan dan harga minyak mentah mengalami rebound pada Jumat, dikoreksi sedikit lebih tinggi," kata Myrto Sokou, analis senior Sucden brokers, seperti dilansir dari AFP, Jumat (21/6/2013).
Pasar minyak global bergabung dengan sell-off di pasar saham dan anjloknya harga emas, menanggapi komentar Ketua Fed Ben Bernanke, bahwa bank sentral AS dapat mulai melakukan pembelian obligasi USD85 miliar bulanan jika perekonomian terus membaik.
Pasar juga terpukul data buruk manufaktur China - kendali utama ekonomi global dan konsumen energi terbesar di dunia. Indeks pembelian manajer (PMI) China, yang dirilis HSBC berada di angka 48,3, lebih buruk dari pembacaan akhir Mei sebesar 49,2 dan terendah sejak September. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi, sementara apa pun di atasnya sebagai ekspansi.
"Tidak ada faktor substantif yang mendukung harga minyak saat ini," kata Victor Shum, managing director riset IHS Purvin and Gertz, Singapura.
"Harga minyak akan terus bergerak ke bawah sinkron dengan pasar ekuitas setelah pengumuman Fed AS dan data manufaktur China yang buruk," tandasnya.
(dmd)