20 Top Broker siap tingkatkan investor domestik

Jum'at, 21 Juni 2013 - 19:14 WIB
20 Top Broker siap tingkatkan...
20 Top Broker siap tingkatkan investor domestik
A A A
Sindonews.com - Direktur Utama PT Bahana Securities Eko Yuliantoro mengaku sangat mendukung Gerakan Cintai Sekuritas Indonesia. Menurutnya bursa domestik harus meningkatkan jumlah investor domestiknya.

Hal ini sangat dibutuhkan seluruh sekuritas lokal. Sementara yang kedua yang dibutuhkan sekuritas lokal ialah keadilan antara sekuritas lokal dan asing.

Menurutnya masih banyak ketidakadilan yang diterima sekuritas lokal sehingga sulit bersaing. Sementara di sisi lain sekuritas asing sangat dijamu dan mendapatkan klien klien terbaik.

"Dengan gerakan ini kita harus merubah mindset masyarakat mengenai sekuritas lokal. Regulasi yang ada masih banyak yang memberatkan, kita ingin yang berimbang," ujar Eko dalam Diskusi 20 Top Broker Domestik di MNC Tower, Jumat (21/6/2013).

Sementara itu Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Abipriyadi Riyanto melalui perwakilannya juga turut menyatakan dukungan terhadap gerakan ini.

Menurutnya saat ini kebutuhan sekuritas lokal ialah menciptakan pasar yang lebih luas dengan meningkatkan investor ritel dalam negeri. Dengan gerakan ini maka akan menjadi gaung untuk pengembangan pasar modal dalam negeri.

"Kami siap mendukung gerakan ini namun ini tidak akan cukup sampai disini, harus berkelanjutan," ujar Abi.

Direktur PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) Wito Mailoa mengatakan, saat ini masyarakat tidak perlu khawatir dengan keamanan investasinya di sekuritas lokal.

Hal ini disebabkan telah adanya sistem Rekening Dana Investor (RDI) yang memisahkan dana nasabah di bank sehingga lebih aman. Dengan adanya jaminan sistem seperti itu membuat posisi sekuritas lokal dan asing sudah setara. Namun saat ini sekuritas lokal juga membutuhkan insentif untuk dapat bersaing dengan sekuritas asing yang sangat mendominasi perdagangan saham saat ini.

"Industri sekuritas lokal sangat membutuhkan insentif dan proteksi seperti yang juga berlaku di negara lain. Seperti di Singapura, kita sangat sulit untuk membuka cabang di sana," ujarnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8427 seconds (0.1#10.140)