Bank di China didesak perkuat manajemen likuiditas
A
A
A
Sindonews.com - Bank Sentral China, PBOC mendesak pemberi pinjaman di negara itu memperkuat manajemen likuiditas, sebagai tanda Beijing tidak berniat melonggarkan kebijakan meskipun terjadi krisis kredit baru-baru ini.
"Saat ini likuiditas keseluruhan dalam sistem perbankan domestik pada tingkat yang wajar," kata pernyataan yang dikeluarkan bank di seluruh negeri, seperti dilansir dari AFP, Senin (24/6/2013).
Itu adalah komentar publik pertama PBOC sejak biaya pinjaman antar bank melonjak ke rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir, meningkatkan kekhawatiran krisis keuangan potensial di tengah ekonomi China yang melambat.
Para pembuat kebijakan telah menahan diri dari suntikan lebih likuiditas - karena kekhawatiran tentang pertumbuhan utang buruk - yang pada gilirannya membebani perekonomian.
Dalam pernyataannya, bank sentral mengulangi panggilan Perdana Menteri Li Keqiang sebelumnya untuk memanfaatkan dana aktif yang ada guna mendukung perekonomian.
Dia meminta pemberi pinjaman berhati-hati mengelola risiko likuiditas yang mungkin timbul dari ekspansi aktiva kredit terlalu cepat. "Semua lembaga keuangan harus menjaga pertumbuhan kredit pada tingkat yang stabil dan moderat," tegasnya.
"Saat ini likuiditas keseluruhan dalam sistem perbankan domestik pada tingkat yang wajar," kata pernyataan yang dikeluarkan bank di seluruh negeri, seperti dilansir dari AFP, Senin (24/6/2013).
Itu adalah komentar publik pertama PBOC sejak biaya pinjaman antar bank melonjak ke rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir, meningkatkan kekhawatiran krisis keuangan potensial di tengah ekonomi China yang melambat.
Para pembuat kebijakan telah menahan diri dari suntikan lebih likuiditas - karena kekhawatiran tentang pertumbuhan utang buruk - yang pada gilirannya membebani perekonomian.
Dalam pernyataannya, bank sentral mengulangi panggilan Perdana Menteri Li Keqiang sebelumnya untuk memanfaatkan dana aktif yang ada guna mendukung perekonomian.
Dia meminta pemberi pinjaman berhati-hati mengelola risiko likuiditas yang mungkin timbul dari ekspansi aktiva kredit terlalu cepat. "Semua lembaga keuangan harus menjaga pertumbuhan kredit pada tingkat yang stabil dan moderat," tegasnya.
(dmd)