Beda pendapat, AirAsia-ANA Holdings hentikan kerja sama
A
A
A
Sindonews.com - AirAsia mengumumkan keputusannya berhenti bekerja sama dengan ANA Holdings Inc. untuk operasional AirAsia Jepang. Kedua belah pihak telah mendandatangani perjanjian penghentian kerja sama.
Kerja sama yang dimulai dua tahun lalu dengan membentuk AirAsia Jepang ini, menghadapi berbagai tantangan. Cukup banyak isu yang mengakibatkan berakhirnya kerja sama, dari yang paling fundamental yakni perbedaan pendapat di antara pemegang saham mengenai bagaimana seharusnya bisnis berjalan berdasarkan manajemen biaya, hingga tidak adanya kesepahaman tentang lokasi pusat operasional AirAsia Jepang.
AirAsia Berhad melalui AirAsia Investment Ltd. telah memiliki sebanyak 25.120 voting share dan 23.880 non-voting share dengan nilai JPY 50.000 per saham, yang mewakili 49 persen saham di AirAsia Jepang.
Penghentian kerja sama ini berupa pembelian seluruh saham AirAsia di AirAsia Jepang oleh ANA Holdings Inc. dengan nilai 2,45 miliar Yen Jepang atau sekitar 80,4 juta ringgit Malaysia. Selain itu, semua pesawat, termasuk uang pembayaran sewa pesawat, yang dipinjamkan oleh AirAsia kepada AirAsia Jepang akan dikembalikan dengan batas waktu hingga 1 Nopember 2013.
AirAsia Jepang akan menyelesaikan semua pembayaran tagihan dan menghentikan penggunaan brand AirAsia serta kegiatan operasional, termasuk penggunaan nama AirAsia Jepang per tanggal 1 Nopember 2013. Adapun pengoperasian penerbangan AirAsia Jepang akan berjalan normal hingga 31 Oktober 2013.
Setelah pengalihan saham dan pembayaran senilai yang disetujui, Perjanjian Pemegang Saham, Perjanjian Lisensi Brand, dan kontrak niaga lainnya antara pihak-pihak yang terkait akan dihentikan segera.
CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes mengatakan, pihaknya sangat menghormati ANA sebagai maskapai lokal terkemuka di Jepang, namun kini saatnya AirAsia untuk menentukan langkah sendiri dan fokus pada keahlian perseroan, yaitu mengelola low cost aarrier (LCC).
Walaupun terjadi masalah biaya, namun kata dia, brand AirAsia telah dikenal di kalangan pengguna jasa transportasi udara di Jepang, dan pertumbuhan yang dilihat untuk bulan Juli dan Agustus sangat kuat di seluruh negeri.
"Saya tetap berfikir positif mengenai perkembangan pasar di Jepang dan percaya akan ada kesempatan besar bagi LCC untuk berhasil, seperti yang telah dibuktikan oleh AirAsia X. Kami belum menyerah dan tetap berharap dapat merubah perjalanan udara di Jepang serta kembali melayani masyarakat di sana," kata Tony dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (25/6/2013).
Kegiatan operasional AirAsia X, afiliasi AirAsia yang melayani penerbangan jarak jauh, tidak akan terganggu dengan penghentian kerja sama ini. AirAsia X akan tetap menyediakan layanan penerbangan menuju Jepang, termasuk rute penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Tokyo (Haneda) dan Osaka (Kansai).
Kerja sama yang dimulai dua tahun lalu dengan membentuk AirAsia Jepang ini, menghadapi berbagai tantangan. Cukup banyak isu yang mengakibatkan berakhirnya kerja sama, dari yang paling fundamental yakni perbedaan pendapat di antara pemegang saham mengenai bagaimana seharusnya bisnis berjalan berdasarkan manajemen biaya, hingga tidak adanya kesepahaman tentang lokasi pusat operasional AirAsia Jepang.
AirAsia Berhad melalui AirAsia Investment Ltd. telah memiliki sebanyak 25.120 voting share dan 23.880 non-voting share dengan nilai JPY 50.000 per saham, yang mewakili 49 persen saham di AirAsia Jepang.
Penghentian kerja sama ini berupa pembelian seluruh saham AirAsia di AirAsia Jepang oleh ANA Holdings Inc. dengan nilai 2,45 miliar Yen Jepang atau sekitar 80,4 juta ringgit Malaysia. Selain itu, semua pesawat, termasuk uang pembayaran sewa pesawat, yang dipinjamkan oleh AirAsia kepada AirAsia Jepang akan dikembalikan dengan batas waktu hingga 1 Nopember 2013.
AirAsia Jepang akan menyelesaikan semua pembayaran tagihan dan menghentikan penggunaan brand AirAsia serta kegiatan operasional, termasuk penggunaan nama AirAsia Jepang per tanggal 1 Nopember 2013. Adapun pengoperasian penerbangan AirAsia Jepang akan berjalan normal hingga 31 Oktober 2013.
Setelah pengalihan saham dan pembayaran senilai yang disetujui, Perjanjian Pemegang Saham, Perjanjian Lisensi Brand, dan kontrak niaga lainnya antara pihak-pihak yang terkait akan dihentikan segera.
CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes mengatakan, pihaknya sangat menghormati ANA sebagai maskapai lokal terkemuka di Jepang, namun kini saatnya AirAsia untuk menentukan langkah sendiri dan fokus pada keahlian perseroan, yaitu mengelola low cost aarrier (LCC).
Walaupun terjadi masalah biaya, namun kata dia, brand AirAsia telah dikenal di kalangan pengguna jasa transportasi udara di Jepang, dan pertumbuhan yang dilihat untuk bulan Juli dan Agustus sangat kuat di seluruh negeri.
"Saya tetap berfikir positif mengenai perkembangan pasar di Jepang dan percaya akan ada kesempatan besar bagi LCC untuk berhasil, seperti yang telah dibuktikan oleh AirAsia X. Kami belum menyerah dan tetap berharap dapat merubah perjalanan udara di Jepang serta kembali melayani masyarakat di sana," kata Tony dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (25/6/2013).
Kegiatan operasional AirAsia X, afiliasi AirAsia yang melayani penerbangan jarak jauh, tidak akan terganggu dengan penghentian kerja sama ini. AirAsia X akan tetap menyediakan layanan penerbangan menuju Jepang, termasuk rute penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Tokyo (Haneda) dan Osaka (Kansai).
(gpr)