Kobexindo bidik pasar pertambangan DIY dan Jateng
A
A
A
Sindonews.com - PT Kobexindo Tractors membidik pasar alat berat di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah (Jateng). Mengandalkan produk terbarunya, Excavator DX-225 mereka ingin memperkuat sektor kontruksi dan pertambangan pasir dan batu (quarry). Mereka juga menawarkan Doosan forklift yang cocok dipakai dis ektor industri.
Vice President PT Kobexindo Tractors, Andry B Limawan mengatakan, DIY dan Jawa Tengah memiliki potensi pertambangan quarry dan konstruksi yang cukup besar. Alasan inilah yang mendasarai Kobexindo melakukan penetrasi pasar di wilayah ini.
Apalagi dua wilayah ini juga memiliki peranan penting dalam pembangunan infrastruktur pada koridor ekonomi Jawa, yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
“Jawa merupakan salah satu daerah sentral dalam pengembangan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di sktor konstruksi,” jelasnya pada perkenalan produk Kobexindo pada pelaku pasar alat berat di Melia Purosani Hotel Yogyakarta, Kamis (27/6/2013).
Menurutnya, data dari Bank Indonesia (BI), sektor minning dan quarry memiliki kontribusi hingga 11,4 persen dalam GDP. Sedangkan sektor konstruksi memberikan kontribusi hingga 10,2 persen. Ini menujukkan kedua sektor masih akan terus tumbuh seiring perkembangan infrastruktur di masyarakat.
Excavator Doosan DX-225 merupakan alat berat di kelas 25 ton yang cocok dipakai di DIY. Dalam pemetaan ekonomi daerah koridor wilayah Jawa, industri barang galian non logam di DIY menempati peringkat ketiga untuk segmen industri dan perdagangan.
“Produk kita itu sudah terbukti kehandalannya, dan memiliki layanan purna jual yang prima,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur marketing PT Kobexindo Tranctors, William Jonathan mengatakan, pihaknya juga menawarkan program pembiayaan berbunga rendah. Mereka telah menjalin dengan lembaga pembiayaan yang khusus melayani penjualan alat berat.
Untuk pembelian dalam donasi USD, Kobexindo menarakan program “Triple one” atau bunga satu persen, 1 persen provisi dan 1 persen asuransi. Sedangkan dalam penjualan dengan donasi rupiah, menawarkan "Triple eight", atau bunga 8,88 persen. Konsumen hanya akan mulai melakukan cicilan pembayaran pada bulan ketiga, karena cicilan pertama dan kedua dibebaskan.
“Ini program special untuk mendongkrak penetrasi pasar kita di Jateng dan DIY,” jelasnya.
Program excavator DX-225 menggunakan masa tenor 12 bulan, 24 bulan dan 26 bulan. Semua penjualan akan didukung layanan purna jual dari 11 kantor cabang, yang tersebar dari Papua hingga Aceh. Produk ini sendiri dilempar ke pasar dengan harga sekitar Rp1 miliar.
Selama ini Kobexindo lebih dikenal dengan produk alat berat pertambangan dengan tonase 30-50 ton. Produk asal Korea ini telah memiliki market share hingga 87 persen. Sehingga diversifikasi produk mereka di sektor agrobisnis, kehutanan dan konstruksi, diharapkan akan memperkuat posisi pasar mereka.
“Sebelumnya kita telah sukses memasalkan excavator S-500 dan Daewoo truck untuk kelas 30 sampai 50 ton,” tandasnya.
Vice President PT Kobexindo Tractors, Andry B Limawan mengatakan, DIY dan Jawa Tengah memiliki potensi pertambangan quarry dan konstruksi yang cukup besar. Alasan inilah yang mendasarai Kobexindo melakukan penetrasi pasar di wilayah ini.
Apalagi dua wilayah ini juga memiliki peranan penting dalam pembangunan infrastruktur pada koridor ekonomi Jawa, yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
“Jawa merupakan salah satu daerah sentral dalam pengembangan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di sktor konstruksi,” jelasnya pada perkenalan produk Kobexindo pada pelaku pasar alat berat di Melia Purosani Hotel Yogyakarta, Kamis (27/6/2013).
Menurutnya, data dari Bank Indonesia (BI), sektor minning dan quarry memiliki kontribusi hingga 11,4 persen dalam GDP. Sedangkan sektor konstruksi memberikan kontribusi hingga 10,2 persen. Ini menujukkan kedua sektor masih akan terus tumbuh seiring perkembangan infrastruktur di masyarakat.
Excavator Doosan DX-225 merupakan alat berat di kelas 25 ton yang cocok dipakai di DIY. Dalam pemetaan ekonomi daerah koridor wilayah Jawa, industri barang galian non logam di DIY menempati peringkat ketiga untuk segmen industri dan perdagangan.
“Produk kita itu sudah terbukti kehandalannya, dan memiliki layanan purna jual yang prima,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur marketing PT Kobexindo Tranctors, William Jonathan mengatakan, pihaknya juga menawarkan program pembiayaan berbunga rendah. Mereka telah menjalin dengan lembaga pembiayaan yang khusus melayani penjualan alat berat.
Untuk pembelian dalam donasi USD, Kobexindo menarakan program “Triple one” atau bunga satu persen, 1 persen provisi dan 1 persen asuransi. Sedangkan dalam penjualan dengan donasi rupiah, menawarkan "Triple eight", atau bunga 8,88 persen. Konsumen hanya akan mulai melakukan cicilan pembayaran pada bulan ketiga, karena cicilan pertama dan kedua dibebaskan.
“Ini program special untuk mendongkrak penetrasi pasar kita di Jateng dan DIY,” jelasnya.
Program excavator DX-225 menggunakan masa tenor 12 bulan, 24 bulan dan 26 bulan. Semua penjualan akan didukung layanan purna jual dari 11 kantor cabang, yang tersebar dari Papua hingga Aceh. Produk ini sendiri dilempar ke pasar dengan harga sekitar Rp1 miliar.
Selama ini Kobexindo lebih dikenal dengan produk alat berat pertambangan dengan tonase 30-50 ton. Produk asal Korea ini telah memiliki market share hingga 87 persen. Sehingga diversifikasi produk mereka di sektor agrobisnis, kehutanan dan konstruksi, diharapkan akan memperkuat posisi pasar mereka.
“Sebelumnya kita telah sukses memasalkan excavator S-500 dan Daewoo truck untuk kelas 30 sampai 50 ton,” tandasnya.
(gpr)