Ekspor Sumbar didominasi lemak dan minyak nabati
A
A
A
Sindonews.com - Sejak Januari sampai Mei 2013 Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat kontribusi ekspor terbesar di daerah ini adalah sektor industri, golongan barang lemak dan minyak hewan (nabati) serta produk karet dan barang dari karet.
"Sektor ini telah memberikan sumbangan senilai USD841,8 juta atau 93,05 persen dari total ekspor USD904,7 juta," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat Yomin Tofri, di jalan Khatib Sulaiman Padang, Selasa (2/7/2013).
Untuk golongan lemak dan minyak hewan (nabati), kata Yomin telah menyumbangkan USD522,2 juta, golongan karet dan barang dari karet senilai USD273,3 juta. "Sektor berikutnya yang memberikan kontribusi ekspor di Sumbar adalah pertambangan dengan kontribusi USD38,5 juta atau 4,26 persen," imbuhnya.
Sektor berikutnya barang yang diekspor antara lain bahan bakar mineral senilai USD31 juta, kakao USD14.4 juta, sisa industri makanan USD18,3 juta, dan berbagai produk kimia sebesar USD8,8 juta.
Sementara ekspor bagian pertanian dan rempah-rempah ini masih kecil, untuk kopi, teh dan rempah-rempah hanya bisa menyumbangkan USD8,4 juta, garam, belerang dan kapur USD2 juta, buah-buahan USD4,9 juta, dan abu logam senilai USD7,5 juta.
Negara terbesar tujuan ekspor adalah India, Amerika Serikat, Singapura, Brasil, China, Italia, Selandia Baru, Polandia dan Thailand yang dimuat dari Pelabuhan Teluk Bayur. Namun kondisi tersebut menurut data BPS jika dibanding tahun 2012 dengan tahun terjadi penurunan ekspor Sumba
Seperti di India, kalau dibanding tahun Januari-Mei 2012 dengan Januari-Mei 2013 mengalami penurunan, tahun 2012 ekspor ke Negara tersebut USD333,8 juta, tapi tahun ini hanya USD301,2 juta, begitu juga di Amerika Serikat tahun 2012 ekspor Sumbar USD254,1, tahun ini turun menjadi USD233.
Yang menonjol pengurangan ekspor ke Singapura, kalau tahun 2012 ekspor bisa menembus USD149,1, tahun ini turun USD76,8 juta. Hal sama terjadi ekspor ke China dari USD109,5 juta turun menjadi USD72,8 juta.
Tapi ada juga yang naik, seperti ke Negara Brazil kalau tahun lalu dari bulan Januari sampai Mei hanya USD0,1 juta, tahun ini naik USD13,8 juta, begitu juga dengan negara tujuan lainnya.
"Sektor ini telah memberikan sumbangan senilai USD841,8 juta atau 93,05 persen dari total ekspor USD904,7 juta," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat Yomin Tofri, di jalan Khatib Sulaiman Padang, Selasa (2/7/2013).
Untuk golongan lemak dan minyak hewan (nabati), kata Yomin telah menyumbangkan USD522,2 juta, golongan karet dan barang dari karet senilai USD273,3 juta. "Sektor berikutnya yang memberikan kontribusi ekspor di Sumbar adalah pertambangan dengan kontribusi USD38,5 juta atau 4,26 persen," imbuhnya.
Sektor berikutnya barang yang diekspor antara lain bahan bakar mineral senilai USD31 juta, kakao USD14.4 juta, sisa industri makanan USD18,3 juta, dan berbagai produk kimia sebesar USD8,8 juta.
Sementara ekspor bagian pertanian dan rempah-rempah ini masih kecil, untuk kopi, teh dan rempah-rempah hanya bisa menyumbangkan USD8,4 juta, garam, belerang dan kapur USD2 juta, buah-buahan USD4,9 juta, dan abu logam senilai USD7,5 juta.
Negara terbesar tujuan ekspor adalah India, Amerika Serikat, Singapura, Brasil, China, Italia, Selandia Baru, Polandia dan Thailand yang dimuat dari Pelabuhan Teluk Bayur. Namun kondisi tersebut menurut data BPS jika dibanding tahun 2012 dengan tahun terjadi penurunan ekspor Sumba
Seperti di India, kalau dibanding tahun Januari-Mei 2012 dengan Januari-Mei 2013 mengalami penurunan, tahun 2012 ekspor ke Negara tersebut USD333,8 juta, tapi tahun ini hanya USD301,2 juta, begitu juga di Amerika Serikat tahun 2012 ekspor Sumbar USD254,1, tahun ini turun menjadi USD233.
Yang menonjol pengurangan ekspor ke Singapura, kalau tahun 2012 ekspor bisa menembus USD149,1, tahun ini turun USD76,8 juta. Hal sama terjadi ekspor ke China dari USD109,5 juta turun menjadi USD72,8 juta.
Tapi ada juga yang naik, seperti ke Negara Brazil kalau tahun lalu dari bulan Januari sampai Mei hanya USD0,1 juta, tahun ini naik USD13,8 juta, begitu juga dengan negara tujuan lainnya.
(gpr)