Ini pemicu IHSG anjlok signifikan
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ketiga pekan ini berakhir anjlok signifikan dan meninggakan level 4.600.
Analis Riset PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono mengatakan, anjlok IHSG secara signifikan menyusul kekhawatiran akan merambat naiknya inflasi yang akan memicu kenaikan suku bunga BI rate.
Pasalnya, beberapa hari terakhir ini kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, ditambah menjelang Ramadan dan Lebaran.
"Momentum puasa, Lebaran, serta tahun ajaran baru pada bulan ini juga merupakan pemicu lonjakan inflasi setiap tahun," kata dia, Rabu (3/7/2013).
Menurut Purwoko, kekhawatiran terhadap kenaikan bunga ini juga mulai tercermin pada naiknya imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) sebesar 5,4 basis poin menjadi 6,498. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 22 September 2011.
Sore ini, IHSG ditutup anjlok 151,55 poin atau 3,20 persen ke level 4.577,15. Koreksi ini merupakan yang terdalam di kawasan Asia Pasifik.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp5,48 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 3,33 miliar lembar saham. Transaksi jual asing mencapai 877,24 miliar. Tercatat sebanyak 32 saham menguat, 275 saham melemah dan 64 saham stagnan.
Indeks sektor seluruhnya terkoreksi, dengan koreksi terbesar pada sektor properti, yang minus 4,77 persen, diikuti sektor perdagangan tergerus 3,92 persen.
Analis Riset PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono mengatakan, anjlok IHSG secara signifikan menyusul kekhawatiran akan merambat naiknya inflasi yang akan memicu kenaikan suku bunga BI rate.
Pasalnya, beberapa hari terakhir ini kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, ditambah menjelang Ramadan dan Lebaran.
"Momentum puasa, Lebaran, serta tahun ajaran baru pada bulan ini juga merupakan pemicu lonjakan inflasi setiap tahun," kata dia, Rabu (3/7/2013).
Menurut Purwoko, kekhawatiran terhadap kenaikan bunga ini juga mulai tercermin pada naiknya imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) sebesar 5,4 basis poin menjadi 6,498. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 22 September 2011.
Sore ini, IHSG ditutup anjlok 151,55 poin atau 3,20 persen ke level 4.577,15. Koreksi ini merupakan yang terdalam di kawasan Asia Pasifik.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp5,48 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 3,33 miliar lembar saham. Transaksi jual asing mencapai 877,24 miliar. Tercatat sebanyak 32 saham menguat, 275 saham melemah dan 64 saham stagnan.
Indeks sektor seluruhnya terkoreksi, dengan koreksi terbesar pada sektor properti, yang minus 4,77 persen, diikuti sektor perdagangan tergerus 3,92 persen.
(rna)