BI tak risau cadangan devisa turun USD9,1 juta
A
A
A
Sindonews.com - Cadangan devisa (Cadev) negara pada Juni 2013 mengalami penurunan sebesar USD98,1 juta, dari posisi akhir pada bulan sebelumnya USD105,1 juta.
Hal tersebut disampaikan Gubernur BI Agus Martowardojo di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (5/7/2013) malam. Menurut Agus, penurunan dipengaruhi pengeluaran dalam kebijakan nilai tukar, selisih kurs neraca dan revaluasi aset.
Dia menyebut cadangan devisa lebih dari cukup untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah "(Cadangan devisa) USD98,1 juta ini setara dengan 5,4 bulan impor dan untuk membayar utang luar negeri pemerintah," terang Agus.
Mantan Menteri Keuangan itu melihat, ini masih lebih baik dibandingkan 2005 dan 2008 sebesar 4,3 bulan impor. "Bahkan, kalau enggak kita masukkan ke utang bisa sama dengan 5,5 bulan impor," jelasnya.
Dia yakin dengan tren cadangan devisa dapat naik secara signifikan, seperti pengalaman pada 2008-2011, di mana cadangan devisa dapat melonjak drastis.
"Kita tahu sebelumnya pada akhir 2008 cadev USD51 miliar. Bahkan, pada Agustus 2011 meningkat menjadi USD124 miliar. Sedangkan Desember USD110 miliar," jelas Agus.
Hal tersebut disampaikan Gubernur BI Agus Martowardojo di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (5/7/2013) malam. Menurut Agus, penurunan dipengaruhi pengeluaran dalam kebijakan nilai tukar, selisih kurs neraca dan revaluasi aset.
Dia menyebut cadangan devisa lebih dari cukup untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah "(Cadangan devisa) USD98,1 juta ini setara dengan 5,4 bulan impor dan untuk membayar utang luar negeri pemerintah," terang Agus.
Mantan Menteri Keuangan itu melihat, ini masih lebih baik dibandingkan 2005 dan 2008 sebesar 4,3 bulan impor. "Bahkan, kalau enggak kita masukkan ke utang bisa sama dengan 5,5 bulan impor," jelasnya.
Dia yakin dengan tren cadangan devisa dapat naik secara signifikan, seperti pengalaman pada 2008-2011, di mana cadangan devisa dapat melonjak drastis.
"Kita tahu sebelumnya pada akhir 2008 cadev USD51 miliar. Bahkan, pada Agustus 2011 meningkat menjadi USD124 miliar. Sedangkan Desember USD110 miliar," jelas Agus.
(dmd)