Indikasi aksi beli dukung penguatan IHSG
A
A
A
Sindonews.com - Sejalan dengan penguatan Dow Jones akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awal pekan ini tampak akan bergairah lagi apalagi secara teknikal didukung adanya indikasi beli yang akan mewarnai perdagangan hari ini.
"IHSG berada pada rentang 4.573-4.677. Pola matching low terbentuk atas IHSG mengindikasikan munculnya aksi beli," kata Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, Senin (8/7/2013).
Pasca Dow Jones minggu lalu naik 226,24 poin (1,52 persen) atau YtD Dow Jones naik 2.031,7 poin (15,5 persen), minggu ini fokus investor bukan hanya tertuju kepada data ekonomi yang akan dirilis, tetapi fokus juga ditujukan atas rilis laporan keuangan kuartal II/2013. Diawali emiten Alcoa yang akan merilis LK Q2/2013 pada Senin dan Jumat untuk JPMorgan dan Wells Fargo.
Adapun data ekonomi yga akan dirilis sepanjang pekan ini, antara lain di hari Senin ada data consumer credit di hari Selasa ada NFIB Small Business Survey.
Selanjutnya di hari Rabu akan ada rilis wholesale trade dan FOMC minutes. Kemudian di hari Kamis ada initial claims dan Jumat akan ada rilis data PPI, consumer sentiment.
Rilis data-data tersebut dilakukan di tengah investor juga perlu fokus atas bond market setelah yield 10 tahun T-Note mencapai 2,75 persen. Maka perlu juga memperhatikan reaksi atas lelang obligasi tenor tiga tahun Selasa sebesar USD32 miliar, 10 tahun Rabu sebesar USD21 miliar serta 30 tahun Kamis sebesar USD13 miliar.
Data ekonomi negara besar lain yang perlu diperhatikan, seperti dari zona Eropa ada data trade balance, industrial production, WPI, CPI, monthly report.
Dari negeri Sakura Jepang ada data bank lending, trade balance, machine tool orders, consumer confidence index, machine orders, BoJ monetary policy statement dan monthly economic report, industrial production, capacity utilization. Dari China akan ada rilis data dari CPI, PPI, trade balance, new yuan loans, foreign reserves.
Dari dalam negeri sendiri, setelah seminggu lalu IHSG turun tajam 216,09 poin (4,48 persen) diiringi minggu ke-27 (1 Januari-5 Juli 2013) net sell asing Rp3m03 triliun atau selama YtD IHSG masih menguat 286,12 poin (6,63 persen).
Maka minggu ini ada dua faktor yang layak diperhatikan, yakni hints emiten atas LK Q2/2013 serta RDGI, Kamis 11 Juli 2013 untuk memutuskan apakah BI akan kembali menaikan BI rate atau tidak, merujuk perkiraan inflasi Juli sekitar 2-2,25 persen.
Hal ini terjadi di tengah cadangan devisa Indonesia di akhir Juni USD98,095 miliar atau setara 5,3 bulan impor dalam rangka mempertahankan inflasi di akhir 2013 sebesar 7,2 persen.
"IHSG berada pada rentang 4.573-4.677. Pola matching low terbentuk atas IHSG mengindikasikan munculnya aksi beli," kata Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, Senin (8/7/2013).
Pasca Dow Jones minggu lalu naik 226,24 poin (1,52 persen) atau YtD Dow Jones naik 2.031,7 poin (15,5 persen), minggu ini fokus investor bukan hanya tertuju kepada data ekonomi yang akan dirilis, tetapi fokus juga ditujukan atas rilis laporan keuangan kuartal II/2013. Diawali emiten Alcoa yang akan merilis LK Q2/2013 pada Senin dan Jumat untuk JPMorgan dan Wells Fargo.
Adapun data ekonomi yga akan dirilis sepanjang pekan ini, antara lain di hari Senin ada data consumer credit di hari Selasa ada NFIB Small Business Survey.
Selanjutnya di hari Rabu akan ada rilis wholesale trade dan FOMC minutes. Kemudian di hari Kamis ada initial claims dan Jumat akan ada rilis data PPI, consumer sentiment.
Rilis data-data tersebut dilakukan di tengah investor juga perlu fokus atas bond market setelah yield 10 tahun T-Note mencapai 2,75 persen. Maka perlu juga memperhatikan reaksi atas lelang obligasi tenor tiga tahun Selasa sebesar USD32 miliar, 10 tahun Rabu sebesar USD21 miliar serta 30 tahun Kamis sebesar USD13 miliar.
Data ekonomi negara besar lain yang perlu diperhatikan, seperti dari zona Eropa ada data trade balance, industrial production, WPI, CPI, monthly report.
Dari negeri Sakura Jepang ada data bank lending, trade balance, machine tool orders, consumer confidence index, machine orders, BoJ monetary policy statement dan monthly economic report, industrial production, capacity utilization. Dari China akan ada rilis data dari CPI, PPI, trade balance, new yuan loans, foreign reserves.
Dari dalam negeri sendiri, setelah seminggu lalu IHSG turun tajam 216,09 poin (4,48 persen) diiringi minggu ke-27 (1 Januari-5 Juli 2013) net sell asing Rp3m03 triliun atau selama YtD IHSG masih menguat 286,12 poin (6,63 persen).
Maka minggu ini ada dua faktor yang layak diperhatikan, yakni hints emiten atas LK Q2/2013 serta RDGI, Kamis 11 Juli 2013 untuk memutuskan apakah BI akan kembali menaikan BI rate atau tidak, merujuk perkiraan inflasi Juli sekitar 2-2,25 persen.
Hal ini terjadi di tengah cadangan devisa Indonesia di akhir Juni USD98,095 miliar atau setara 5,3 bulan impor dalam rangka mempertahankan inflasi di akhir 2013 sebesar 7,2 persen.
(rna)