PDB China Q2 diperkirakan melambat 7,5%
A
A
A
Sindonews.com - Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan meluncur lebih jauh dari level terendah dalam 13 tahun, akibat pengetatan kredit dan kelebihan kapasitas membebani ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Menurut perkiraan analis, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China diperkirakan sebesar 7,5 persen pada kuartal kedua (Q2) 2013, dari 7,7 persen pada periode Januari-Maret lalu.
Perlambatan ekonomi dapat mendorong pemerintah melakukan reformasi lebih lanjut, setelah ekonomi China tahun lalu diperluas di laju paling lambat sejak krisis keuangan Asia pada 1997.
"Kami mempertahankan perkiraan pertumbuhan PDB Q2 di angka 7,5 persen, lebih rendah dari 7,7 persen pada Q1," kata Ekonom Barclays China, Chang Jian, seperti dilansir China Daily, Selasa (9/7/2013)
Chang mengatakan, PMI manufaktur mengalami perlambatan lebih lanjut dalam kegiatan industri. Dia memperkirakan pertumbuhan produksi industri tahun ini turun menjadi 9 persen pada Juni.
Pembacaan PMI HSBC menunjukkan manufaktur menyumbang 40 persen dari PDB China, yang dikontrak pada Mei dan Juni.
Lu Zhengwei, kepala ekonom pada Bank Industri, memperkirakan pinjaman baru pada Juni berada di sekitar 800 miliar yuan (USD129,45 miliar). Sementara China International Capital Corporation Ltd dalam sebuah laporan menyebutkan, bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi untuk kuartal kedua akan menjadi 7,5 persen karena investasi lemah, ekspor dan permintaan secara keseluruhan.
Li Huiyong, kepala ekonom Shenyin Wanguo Securities, memprediksi tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi 7,6 persen pada kuartal kedua karena pertumbuhan lebih lambat di sektor industri dan ekspor.
Data pertumbuhan PDB pada kuartal kedua jatuh tempo pada 15 Juli. Di mana China menargetkan pertumbuhan ekonomi 7,5 persen dan inflasi 3,5 persen pada tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi turun ke level terendah dalam 13 tahun dari 7,8 persen pada 2012. Data pemerintah didinginkan pada laju inflasi menjadi 2,6 persen year-on-year pada 2012, dari 5,4 persen pada 2011.
Menurut perkiraan analis, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China diperkirakan sebesar 7,5 persen pada kuartal kedua (Q2) 2013, dari 7,7 persen pada periode Januari-Maret lalu.
Perlambatan ekonomi dapat mendorong pemerintah melakukan reformasi lebih lanjut, setelah ekonomi China tahun lalu diperluas di laju paling lambat sejak krisis keuangan Asia pada 1997.
"Kami mempertahankan perkiraan pertumbuhan PDB Q2 di angka 7,5 persen, lebih rendah dari 7,7 persen pada Q1," kata Ekonom Barclays China, Chang Jian, seperti dilansir China Daily, Selasa (9/7/2013)
Chang mengatakan, PMI manufaktur mengalami perlambatan lebih lanjut dalam kegiatan industri. Dia memperkirakan pertumbuhan produksi industri tahun ini turun menjadi 9 persen pada Juni.
Pembacaan PMI HSBC menunjukkan manufaktur menyumbang 40 persen dari PDB China, yang dikontrak pada Mei dan Juni.
Lu Zhengwei, kepala ekonom pada Bank Industri, memperkirakan pinjaman baru pada Juni berada di sekitar 800 miliar yuan (USD129,45 miliar). Sementara China International Capital Corporation Ltd dalam sebuah laporan menyebutkan, bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi untuk kuartal kedua akan menjadi 7,5 persen karena investasi lemah, ekspor dan permintaan secara keseluruhan.
Li Huiyong, kepala ekonom Shenyin Wanguo Securities, memprediksi tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi 7,6 persen pada kuartal kedua karena pertumbuhan lebih lambat di sektor industri dan ekspor.
Data pertumbuhan PDB pada kuartal kedua jatuh tempo pada 15 Juli. Di mana China menargetkan pertumbuhan ekonomi 7,5 persen dan inflasi 3,5 persen pada tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi turun ke level terendah dalam 13 tahun dari 7,8 persen pada 2012. Data pemerintah didinginkan pada laju inflasi menjadi 2,6 persen year-on-year pada 2012, dari 5,4 persen pada 2011.
(dmd)