Wamenkeu: Penurunan cadev hanya bersifat psikologis
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menilai turunnya angka cadangan devisa (cadev) menjadi USD98,1 miliar hanya merupakan ukuran psikologis.
Dia mengutarakan, hal yang paling penting adalah indikator yang lebih objektif mengenai utang jangka pendek publik dan swasta yang relatif aman.
"Kalau itu saya melihatnya lebih ke ukuran psikologis apakah angka cadangan devisa tersebut harus di atas USD100 miliar. Tapi kalau lihat indikator yang objektif, dilihat dari kebutuhan impor dan pembayaran utang jangka pendek, publik maupun swasta, kita masih relatif aman dibandingkan waktu lalu atau dibandingkan banyak negara lainnya," ujarnya di gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/7/2013).
Mahendra menganggap penting untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap kondisi ekonomi dan pengelolaan nilai tukar rupiah. Dia juga menyambut baik langkah Bank Indonesia (BI) untuk mengambil langkah mengucurkan devisa untuk menjaga nilai tukar rupiah.
"Tapi kami intinya tetap koordinasi sebaik-baiknya sehingga pada akhirnya yang paling menentukan adalah fundamental kesehatan ekonomi dan juga kesiapan kita merespon hal-hal tadi," pungkasnya.
Dia mengutarakan, hal yang paling penting adalah indikator yang lebih objektif mengenai utang jangka pendek publik dan swasta yang relatif aman.
"Kalau itu saya melihatnya lebih ke ukuran psikologis apakah angka cadangan devisa tersebut harus di atas USD100 miliar. Tapi kalau lihat indikator yang objektif, dilihat dari kebutuhan impor dan pembayaran utang jangka pendek, publik maupun swasta, kita masih relatif aman dibandingkan waktu lalu atau dibandingkan banyak negara lainnya," ujarnya di gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/7/2013).
Mahendra menganggap penting untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap kondisi ekonomi dan pengelolaan nilai tukar rupiah. Dia juga menyambut baik langkah Bank Indonesia (BI) untuk mengambil langkah mengucurkan devisa untuk menjaga nilai tukar rupiah.
"Tapi kami intinya tetap koordinasi sebaik-baiknya sehingga pada akhirnya yang paling menentukan adalah fundamental kesehatan ekonomi dan juga kesiapan kita merespon hal-hal tadi," pungkasnya.
(gpr)