Hari pertama Ramadan, pasar tradisional ramai
A
A
A
Sindonews.com - Memasuki hari pertama Ramadan 1434 H, sejumlah pasar tradisonal di Tangerang mulai dipadati masyarakat. Masyarakat mulai mempersiapkan berbagai kebutuhan untuk berbuka di hari pertama ini.
Seperti yang terlihat di Pasar Kaget Binong Permai, Kabupaten Tangerang, suasana ramai sangat tampak terlihat. Kondisi ini diakui para pedagang lebih ramai dari hari-hari biasanya.
"Ini yang belanja lebih banyak dari hari biasa, mungkin karena untuk persiapan berbuka dengan masakan sendiri, makanya ke pasar," kata pedagang ayam, Udin di Pasar Kaget Binong Permai, Tangerang, Rabu (10/7/2013).
Untuk harga daging ayam, Udin mengakui mengalami kenaikan sejak beberapa pekan lalu. Saat ini, dia menjual seekor ayam dengan ukuran cukup besar seharga Rp47 ribu, sementara untuk ukuran sedang kisaran Rp35-40 ribu.
Perburuan masyarakat di pasar tradisional lebih tampak terlihat pada bahan-bahan penganan pembuka puasa, seperti ubi-ubian, kolang kaling, pacar cina, cincau, nata de coco, rumput laut dan buah-buahan yang bisa dibuat kolak.
"Saya beli ubi ungu sekilo Rp6.000, mau dibuat kolak biji salak untuk pembuka puasa. Kalau beli matang biasanya lebih boros," kata pembeli, Encob.
Seperti yang terlihat di Pasar Kaget Binong Permai, Kabupaten Tangerang, suasana ramai sangat tampak terlihat. Kondisi ini diakui para pedagang lebih ramai dari hari-hari biasanya.
"Ini yang belanja lebih banyak dari hari biasa, mungkin karena untuk persiapan berbuka dengan masakan sendiri, makanya ke pasar," kata pedagang ayam, Udin di Pasar Kaget Binong Permai, Tangerang, Rabu (10/7/2013).
Untuk harga daging ayam, Udin mengakui mengalami kenaikan sejak beberapa pekan lalu. Saat ini, dia menjual seekor ayam dengan ukuran cukup besar seharga Rp47 ribu, sementara untuk ukuran sedang kisaran Rp35-40 ribu.
Perburuan masyarakat di pasar tradisional lebih tampak terlihat pada bahan-bahan penganan pembuka puasa, seperti ubi-ubian, kolang kaling, pacar cina, cincau, nata de coco, rumput laut dan buah-buahan yang bisa dibuat kolak.
"Saya beli ubi ungu sekilo Rp6.000, mau dibuat kolak biji salak untuk pembuka puasa. Kalau beli matang biasanya lebih boros," kata pembeli, Encob.
(rna)