Harga minyak di Asia kembali menguat
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini kembali menguat, didukung keuntungan solid pasar saham Amerika Serikat (AS) dan permintaan kuat di ekonomi terbesar dunia tersebut.
Kekhawatiran tentang gangguan pasokan di Timur Tengah yang disebabkan gejolak di Mesir telah mereda setelah jadwal pemilu diumumkan kemarin, menyusul kudeta militer pekan lalu.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, naik 99 sen menjadi USD104,52 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, naik dua sen menjadi USD107,83.
"Pedagang telah mengalihkan fokus mereka dari kekerasan Mesir ke sentimen positif di pasar ekuitas AS," kata Kelly Teoh, ahli strategi pasar IG Markets, Singapura, seperti dilansir dari Business Standard, Rabu (10/7/2013).
Saham AS ditutup kokoh, lebih tinggi dalam empat hari berturut-turut sebagai sikap optimisme terhadap pendapatan perusahaan. Sebagian besar pasar saham Asia juga naik mengikuti reli di Wall Street.
Keuntungan pasar terjadi meski perkiraan ekonomi terbaru dari IMF, memangkas ekspektasi pertumbuhan ekonomi dunia 2013, menjadi 3,1 persen dari proyeksi pada April 3,3 persen.
Harga minyak juga didukung data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API), yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 9 juta barel pekan lalu, sebagai kenaikan permintaan energi di ekonomi terbesar dunia itu.
Lee Chen Hoay, analis investasi Phillip Futures, Singapura menyebutkan, data API melampaui ekspektasi pasar untuk penarikan 3,3 juta barel. Sementara Administrasi Informasi Energi AS akan merilis data resmi persediaan minyak untuk pekan hingga 5 Juli, Rabu (10/7/2013) waktu AS.
Kekhawatiran tentang gangguan pasokan di Timur Tengah yang disebabkan gejolak di Mesir telah mereda setelah jadwal pemilu diumumkan kemarin, menyusul kudeta militer pekan lalu.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, naik 99 sen menjadi USD104,52 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, naik dua sen menjadi USD107,83.
"Pedagang telah mengalihkan fokus mereka dari kekerasan Mesir ke sentimen positif di pasar ekuitas AS," kata Kelly Teoh, ahli strategi pasar IG Markets, Singapura, seperti dilansir dari Business Standard, Rabu (10/7/2013).
Saham AS ditutup kokoh, lebih tinggi dalam empat hari berturut-turut sebagai sikap optimisme terhadap pendapatan perusahaan. Sebagian besar pasar saham Asia juga naik mengikuti reli di Wall Street.
Keuntungan pasar terjadi meski perkiraan ekonomi terbaru dari IMF, memangkas ekspektasi pertumbuhan ekonomi dunia 2013, menjadi 3,1 persen dari proyeksi pada April 3,3 persen.
Harga minyak juga didukung data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API), yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 9 juta barel pekan lalu, sebagai kenaikan permintaan energi di ekonomi terbesar dunia itu.
Lee Chen Hoay, analis investasi Phillip Futures, Singapura menyebutkan, data API melampaui ekspektasi pasar untuk penarikan 3,3 juta barel. Sementara Administrasi Informasi Energi AS akan merilis data resmi persediaan minyak untuk pekan hingga 5 Juli, Rabu (10/7/2013) waktu AS.
(dmd)