Aksi beli diharapkan topang IHSG

Kamis, 11 Juli 2013 - 08:08 WIB
Aksi beli diharapkan...
Aksi beli diharapkan topang IHSG
A A A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini diharapkan bisa melanjutkan penguatan yang terjadi pada hari kemarin ditopang aksi beli.

Pada perdagangan hari ini, diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.400-4.456 dan resistance 4.489-4.512.

Berpola menyerupai separating lines di atas lower bollinger bands (LBB). MACD masih turun dengan histogram negatif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic masih dalam penurunannya mendekati area oversold.

"Diharapkan dorongan beli masih ada, sehingga mampu menghijaukan kembali IHSG," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Kamis (11/7/2013).

Reza menyebutkan, potensi penguatan ini menyusul adanya penguatan yang terjadi pada penutupan perdagangan kemarin. Dimana Kali ini laju IHSG seirama dengan laju bursa saham global.

Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.495,16 (level tertingginya) di pertengahan sesi 2 dan menyentuh level 4.413,59 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.478,64.

Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.

"Tidak seperti sebelumnya dimana target support kami selalu ditabrak, kali ini laju IHSG berhasil melampaui target resisten kami (4.475-4.501) yang menandakan mulai ada perlawanan dari aksi beli," tegas dia.

Apalagi, lanjut dia, di hari sebelumnya bursa saham Asia juga mulai turut menghijau sehingga membuat pelaku pasar mencoba untuk memberanikan diri untuk mengambil aksi beli dengan memanfaatkan pelemahan hampir mayoritas saham.

Begitupun dengan pemodal lokal yang telah melakukan aksi beli sebelumnya semakin membuat IHSG mampu bertahan di zona hijau hingga akhir penutupan.

Bursa saham Asia mencoba bertahan di zona hijau ditopang saham-saham komoditas dan keuangan meskipun rilis neraca perdagangan China menurun yang disebabkan turunnya nilai ekspor dan impornya.

Pelaku pasar berspekulasi bahwa pemerintah China akan memberikan stimulusnya untuk menopang pertumbuhan ekonominya. Pelaku pasar juga tidak terlalu merespon penurunan proyeksi pertumbuhan oleh IMF dari 3,3 persen menjadi 3,1 persen.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0656 seconds (0.1#10.140)