Harga minyak dunia bertahan di puncak tertinggi

Jum'at, 12 Juli 2013 - 19:47 WIB
Harga minyak dunia bertahan di puncak tertinggi
Harga minyak dunia bertahan di puncak tertinggi
A A A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini tetap kuat, sehari setelah memukul poin tertinggi dalam 15 bulan, di belakang janji stimulus Federal Reserve (Fed), permintaan minyak mentah AS yang kuat dan kekhawatiran pasokan di Timur Tengah.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik tipis tiga sen menjadi USD107,76 per barel dalam transaksi di London. Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk Agustus, kehilangan 19 sen menjadi USD104,72 per barel.

Pasar minyak reli sejak Kamis (11/7/2013), setelah Ketua Federal Reserve Ben Bernanke berjanji mempertahankan program pembelian obligasi besar-besaran.

Minyak mentah di New York, kemarin, mencapai level terbesar USD107,45 per barel, angka tertinggi terakhir terlihat pada akhir Maret 2012. Brent di hari yang sama juga melonjak ke level tertinggi dalam tiga bulan USD108,93.

"Harga telah mengambil hampir 10 persen sejak awal bulan pada campuran data ekonomi yang positif, kepastian dukungan Fed lebih lanjut dan kekhawatiran pasokan global," kata analis Sucden brokers, Kash Kamal, seperti dilansir dari AFP, Jumat (12/7/2013).

Sebelumnya, Bernanke mengatakan, bahwa stimulus USD85 miliar bulanan, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE) akan disimpan di tempat pada masa mendatang.

Berita itu menyiramkan air dingin pada ekspektasi pasar bahwa bank akan mulai menurunkan stimulus pada akhir tahun ini, yang mengirim indeks saham global terguncang dalam beberapa pekan terakhir.

Bernanke menegaskan, bahwa kebijakan pelonggaran Fed masih diperlukan, karena tingkat pengangguran sebesar 7,6 persen masih terlalu tinggi dan inflasi terlalu rendah, meskipun tanda-tanda perbaikan ekonomi AS sudah terlihat.

Harga minyak telah meningkat selama dua pekan terakhir, juga dipicu kekhawatiran gangguan pasokan di Timur Tengah akibat eskalasi konflik Suriah dan kudeta militer di Mesir.

"Ketidakpastian di Mesir memberikan kontribusi terhadap premi pada benchmark minyak mentah saat ini," ujar Kamal.

Minyak mentah berjangka juga melonjak lebih tinggi pekan ini indikasi baru permintaan energi yang kuat di Amerika Serikat, yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia.

Dua hari sebelumnya, Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan persediaan minyak mentah Amerika merosot untuk pekan yang berakhir 5 Juli, menandakan kenaikan besar dalam permintaan.

EIA mengatakan, stok minyak anjlok 9,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 5 Juli. Itu sudah lebih dari ekspektasi pasar untuk penurunan tiga kali lipat 2,9 juta barel, diikuti penurunan pada pekan sebelumnya di hampir 10 juta barel.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7565 seconds (0.1#10.140)