Rupiah ditutup tembus Rp10.024/USD
A
A
A
Sindonews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari pertama pekan ini terdepresiasi dalam hingga tembus level Rp10.000 per USD, berlawanan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup berhasil bertahan di teritori hijau.
Posisi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Senin (15/7/2013) melemah tajam sebesar 44 poin dari Rp9.980 per USD pada Jumat (12/7/2013) menjadi Rp10.024 per USD.
Sementara data Bloomberg mencatat bahwa kurs rupiah sore ini hampir mencapai level Rp10.074 per USD, terdepresiasi sebesar 83 poin dibanding akhir pekan lalu di posisi Rp9.991 per USD.
Sedangkan berdasarkan data yahoofinance, mata uang domestik ditutup di level Rp9.995 per USD, dengan kisaran harian Rp10.0188-10.023 per USD.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti sebelumnya mengatakan bahwa gerak rupiah pada hari ini masih dalam tekanan. Pasalnya, USD ereskalasi akibat membaiknya data producer price index di Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu waktu setempat.
Menurut dia, Bank Indonesia terlihat aktif melakukan intervensi di pasar valas untuk meredakan tekanan terhadap rupiah. "Bank Indonesia aktif mengawal pergerakan nilai tukar rupiah," kata dia.
Posisi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Senin (15/7/2013) melemah tajam sebesar 44 poin dari Rp9.980 per USD pada Jumat (12/7/2013) menjadi Rp10.024 per USD.
Sementara data Bloomberg mencatat bahwa kurs rupiah sore ini hampir mencapai level Rp10.074 per USD, terdepresiasi sebesar 83 poin dibanding akhir pekan lalu di posisi Rp9.991 per USD.
Sedangkan berdasarkan data yahoofinance, mata uang domestik ditutup di level Rp9.995 per USD, dengan kisaran harian Rp10.0188-10.023 per USD.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti sebelumnya mengatakan bahwa gerak rupiah pada hari ini masih dalam tekanan. Pasalnya, USD ereskalasi akibat membaiknya data producer price index di Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu waktu setempat.
Menurut dia, Bank Indonesia terlihat aktif melakukan intervensi di pasar valas untuk meredakan tekanan terhadap rupiah. "Bank Indonesia aktif mengawal pergerakan nilai tukar rupiah," kata dia.
(rna)