JMI siap bebaskan lahan Pakualam Ground
A
A
A
Sindonews.com - PT Jogja Magasa Iron (JMI) siap untuk membangun pabrik pengolahan biji besi di wilayah Desa Karangwuni, Kecamatan Wates. Sebelum Lebaran, mereka menargetkan untuk melakukan pembebasan lahan minimal 14 hektar.
Pada tahap awal ini, JMI akan lebih fokus pada pembebasan lahan milik Pakualaman atau yang dikenal dengan Pakualam Ground. Selama ini lahan tersebut dikelola sekitar 80 orang petani penggarap. Dalam pembicaraan awal mereka siap melepas haknya, dengan nilai kompensasi yang masih akan dibicarakan pekan ini.
“Tahap awal kita akan bebaskan 14 hektar, sebelum Lebaran,” jelas General Manager Community Development PT JMI, Mochsen Al Hamed usai sosialisasi dengan petani penggarap di Hotel Pandansari, Glagah, Selasa (16/7/2013).
Pekan ini, kata dia, manajemen akan memaksimalkan proses negosiasi. Prinsip warga siap melepaskan hak mereka dan akan ditindaklanjuti dengan pembayaran. Namun jika nanti ada lahan hak milik yang siap dilepaskan, JMI juga akan menindaklanjutinya.
“Begitu dibebaskan, proses konstruksi akan kita mulai, karena ada beberapa kegiatan awal yang bisa dilakukan. Jadi lahan itu akan langsung dimanfaatkan,” tuturnya.
PT JMI sendiri menargetkan pabrik ini sudah bisa selesai dibangun dan memproduksi pig iron pada 2017 mendatang. Termasuk di dalamnya, pelabuhan tempat bersandar kapal pengangkut.
Perwakilan warga Karangwuni, Karwak mengakui ada kekhawatiran dari warga khususnya petani penggarap yang akan kehilangan lahan garapan dan sumber ekonominya. Namun setelah mendapatkan penjelasan pada sosialisasi warga bisa memahami dan siap melepaskan.
Masalah besarna harga, memang belum ada nilai pasti. Nantinya akan ada sosialisasi lanjutan untuk menentukan besaran yang akan diterima.
“Akan kita negosiasikan, karena masalah utama yang dihadapi warga adalah masalah mata pencaharian,” tandasnya.
Pada tahap awal ini, JMI akan lebih fokus pada pembebasan lahan milik Pakualaman atau yang dikenal dengan Pakualam Ground. Selama ini lahan tersebut dikelola sekitar 80 orang petani penggarap. Dalam pembicaraan awal mereka siap melepas haknya, dengan nilai kompensasi yang masih akan dibicarakan pekan ini.
“Tahap awal kita akan bebaskan 14 hektar, sebelum Lebaran,” jelas General Manager Community Development PT JMI, Mochsen Al Hamed usai sosialisasi dengan petani penggarap di Hotel Pandansari, Glagah, Selasa (16/7/2013).
Pekan ini, kata dia, manajemen akan memaksimalkan proses negosiasi. Prinsip warga siap melepaskan hak mereka dan akan ditindaklanjuti dengan pembayaran. Namun jika nanti ada lahan hak milik yang siap dilepaskan, JMI juga akan menindaklanjutinya.
“Begitu dibebaskan, proses konstruksi akan kita mulai, karena ada beberapa kegiatan awal yang bisa dilakukan. Jadi lahan itu akan langsung dimanfaatkan,” tuturnya.
PT JMI sendiri menargetkan pabrik ini sudah bisa selesai dibangun dan memproduksi pig iron pada 2017 mendatang. Termasuk di dalamnya, pelabuhan tempat bersandar kapal pengangkut.
Perwakilan warga Karangwuni, Karwak mengakui ada kekhawatiran dari warga khususnya petani penggarap yang akan kehilangan lahan garapan dan sumber ekonominya. Namun setelah mendapatkan penjelasan pada sosialisasi warga bisa memahami dan siap melepaskan.
Masalah besarna harga, memang belum ada nilai pasti. Nantinya akan ada sosialisasi lanjutan untuk menentukan besaran yang akan diterima.
“Akan kita negosiasikan, karena masalah utama yang dihadapi warga adalah masalah mata pencaharian,” tandasnya.
(gpr)