Ramadan, konsumsi listrik di Jabar naik
A
A
A
Sindonews.com - PT Pembangkit Listrik Negara (PLN) wilayah Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB) mencatat peningkatan konsumsi listrik pada Ramadan tahun ini.
Manager Humas PT PLN DJBB, Agus Yuswanta mengatakan, konsumsi listrik pada pekan pertama hingga pekan ketiga Ramadan lebih tinggi dari konsumsi normal. Peningkatan konsumsi listrik, terjadi saat jelang buka puasa dan saat sahur.
Sedangkan pada siang hari, konsumsi listrik cenderung meningkat terutama untuk pelanggan industri dan bisnis. Nyaris semua industri, lanjut dia, mengejar target produksi, terutama produk kebutuhan Lebaran.
Sementara pelanggan bisnis didonimasi peningkatan aktifitas. Seperti mal, pertokoan, pusat perbelanjaan, pasar tradisional, dan lainnya. Sedangkan untuk pelanggan rumah tangga, pemakaian listrik berada pada titik puncak terjadi saat menjelang buka puasa dan saat sahur.
Biasanya, lanjut dia, konsumsi listrik pada malam hari turun. Tapi, saat sahur, masyarakat nyaris menyalakan lampu, televisi, serta alat pendukung lainnya yang bertenaga listrik. Sehingga konsumsi meningkat.
"Penurunan konsumsi listrik baru terjadi pada H-7 Lebaran. Hal itu karena industri mulai libur," jelas dia, Selasa (16/7/2013).
Selama ini, kata Agus, pelanggan industi menguasai sekitar 50 persen konsumsi listrik. Penurunan konsumsi listrik juga dikarenakan penurunan aktifitas pelanggan bisnis.
Sementara untuk perkantoran mulai tutup. Namun demikian, konsumsi listrik justru akan meningkat di daerah perkampungan terutama kota tujuan mudik.
Manager Humas PT PLN DJBB, Agus Yuswanta mengatakan, konsumsi listrik pada pekan pertama hingga pekan ketiga Ramadan lebih tinggi dari konsumsi normal. Peningkatan konsumsi listrik, terjadi saat jelang buka puasa dan saat sahur.
Sedangkan pada siang hari, konsumsi listrik cenderung meningkat terutama untuk pelanggan industri dan bisnis. Nyaris semua industri, lanjut dia, mengejar target produksi, terutama produk kebutuhan Lebaran.
Sementara pelanggan bisnis didonimasi peningkatan aktifitas. Seperti mal, pertokoan, pusat perbelanjaan, pasar tradisional, dan lainnya. Sedangkan untuk pelanggan rumah tangga, pemakaian listrik berada pada titik puncak terjadi saat menjelang buka puasa dan saat sahur.
Biasanya, lanjut dia, konsumsi listrik pada malam hari turun. Tapi, saat sahur, masyarakat nyaris menyalakan lampu, televisi, serta alat pendukung lainnya yang bertenaga listrik. Sehingga konsumsi meningkat.
"Penurunan konsumsi listrik baru terjadi pada H-7 Lebaran. Hal itu karena industri mulai libur," jelas dia, Selasa (16/7/2013).
Selama ini, kata Agus, pelanggan industi menguasai sekitar 50 persen konsumsi listrik. Penurunan konsumsi listrik juga dikarenakan penurunan aktifitas pelanggan bisnis.
Sementara untuk perkantoran mulai tutup. Namun demikian, konsumsi listrik justru akan meningkat di daerah perkampungan terutama kota tujuan mudik.
(izz)