Harga minyak di Asia tergelincir
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini melemah, karena investor menunggu rilis data stok minyak mentah AS sebagai petunjuk permintaan di konsumen energi terbesar dunia tersebut.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, turun 45 sen menjadi USD105,55 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk kontrak baru September, merosot 26 sen menjadi USD107,88.
"Trading saat ini sangat tenang, dan tidak ada yang besar bagi para pedagang berpegang pada pergerakan," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar CMC Markets, Sydney, seperti dilansir dari AFP, Rabu (17/7/2013).
"Ada beberapa antisipasi tentang angka stok. Tapi, itu masih beberapa jam lagi," tambahnya.
Departemen Energi AS diatur untuk mempublikasikan laporan persediaan minyak komersial mingguan setiap Rabu waktu setempat, sebagai indikator kekuatan permintaan dalam perekonomian.
Menurut survei Dow Jones Newswires, analis memperkirakan laporan untuk pekan yang berakhir 12 Juli, akan menunjukkan jatuh 2,2 juta barel.
Dalam dua pekan sebelumnya, pasokan minyak mentah anjlok hampir 20 juta barel, lebih besar dari perkiraan analis. Harga juga terpukul kenaikan dalam dolar AS, kata McCarthy. Penguatan greenback membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, turun 45 sen menjadi USD105,55 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk kontrak baru September, merosot 26 sen menjadi USD107,88.
"Trading saat ini sangat tenang, dan tidak ada yang besar bagi para pedagang berpegang pada pergerakan," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar CMC Markets, Sydney, seperti dilansir dari AFP, Rabu (17/7/2013).
"Ada beberapa antisipasi tentang angka stok. Tapi, itu masih beberapa jam lagi," tambahnya.
Departemen Energi AS diatur untuk mempublikasikan laporan persediaan minyak komersial mingguan setiap Rabu waktu setempat, sebagai indikator kekuatan permintaan dalam perekonomian.
Menurut survei Dow Jones Newswires, analis memperkirakan laporan untuk pekan yang berakhir 12 Juli, akan menunjukkan jatuh 2,2 juta barel.
Dalam dua pekan sebelumnya, pasokan minyak mentah anjlok hampir 20 juta barel, lebih besar dari perkiraan analis. Harga juga terpukul kenaikan dalam dolar AS, kata McCarthy. Penguatan greenback membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah.
(dmd)