Harga minyak di perdagangan dunia jatuh
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini merosot, di mana pasar fokus pada kesaksian ekonomi terbaru yang disampaikan Ketua Federal Reserve (Fed) Ben Bernanke dan permintaan minyak mentah AS.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, turun 35 sen menjadi USD108,26 per barel dalam transaksi di London. Sementara kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk Agustus, turun 11 sen menjadi USD106,37 per barel.
Bernanke mengatakan, kepada Kongres bahwa bank sentral tidak memiliki rencana memotong kembali pembelian obligasi, dan akan mempertimbangkan pengurangan program stimulus jika perekonomian membaik.
"Saya tekankan pembelian aset kita tergantung pada perkembangan ekonomi dan keuangan, tidak berarti mereka pada preset course," ujar Bernake di hadapan House Financial Services Committee.
Desmond Chua, analis perdagangan CMC Markets, Singapura mengatakan, ada faktor dolar yang berperan di sini. "Di mana komentar Bernanke telah memperkuat dolar AS dan yang mengurangi permintaan minyak mentah," ujarnya, seperti dilansir dari AFP, Kamis (18/7/2013).
Penguatan greenback membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga mengurangi permintaan dan mendorong harga lebih rendah.
Namun, analis lain berpendapat, harga minyak akan didukung oleh tanda-tanda permintaan kuat di Amerika Serikat, konsumen minyak mentah utama dunia, serta kekhawatiran gangguan pasokan di Timur Tengah yang disebabkan gejolak politik Mesir.
"Tingginya permintaan di AS dan krisis berkelanjutan di Mesir cenderung menjaga harga tinggi dalam waktu dekat," kata Sanjeev Gupta, kepala konsultan Minyak Asia-Pasifik dan Praktek Gas EY, sebelumnya Ernst and Young.
Laporan persediaan minyak mentah yang diumumkan Departemen Energi AS menunjukkan stok turun 6,9 juta barel dalam pekan hingga 12 Juli. Penurunan datang bertepatan musim panas, di mana warga AS pergi ke jalan untuk liburan, mengalahkan pengurangan 2,2 juta barel yang diperkirakan analis dalam survei Dow Jones Newswires.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, turun 35 sen menjadi USD108,26 per barel dalam transaksi di London. Sementara kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk Agustus, turun 11 sen menjadi USD106,37 per barel.
Bernanke mengatakan, kepada Kongres bahwa bank sentral tidak memiliki rencana memotong kembali pembelian obligasi, dan akan mempertimbangkan pengurangan program stimulus jika perekonomian membaik.
"Saya tekankan pembelian aset kita tergantung pada perkembangan ekonomi dan keuangan, tidak berarti mereka pada preset course," ujar Bernake di hadapan House Financial Services Committee.
Desmond Chua, analis perdagangan CMC Markets, Singapura mengatakan, ada faktor dolar yang berperan di sini. "Di mana komentar Bernanke telah memperkuat dolar AS dan yang mengurangi permintaan minyak mentah," ujarnya, seperti dilansir dari AFP, Kamis (18/7/2013).
Penguatan greenback membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga mengurangi permintaan dan mendorong harga lebih rendah.
Namun, analis lain berpendapat, harga minyak akan didukung oleh tanda-tanda permintaan kuat di Amerika Serikat, konsumen minyak mentah utama dunia, serta kekhawatiran gangguan pasokan di Timur Tengah yang disebabkan gejolak politik Mesir.
"Tingginya permintaan di AS dan krisis berkelanjutan di Mesir cenderung menjaga harga tinggi dalam waktu dekat," kata Sanjeev Gupta, kepala konsultan Minyak Asia-Pasifik dan Praktek Gas EY, sebelumnya Ernst and Young.
Laporan persediaan minyak mentah yang diumumkan Departemen Energi AS menunjukkan stok turun 6,9 juta barel dalam pekan hingga 12 Juli. Penurunan datang bertepatan musim panas, di mana warga AS pergi ke jalan untuk liburan, mengalahkan pengurangan 2,2 juta barel yang diperkirakan analis dalam survei Dow Jones Newswires.
(dmd)