Chatib minta dana infrastruktur dari negara maju
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan (Menkeu), M. Chatib Basri mengungkapkan bahwa tujuan dirinya dan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo ke Moscow, Rusia kemarin untuk menghadiri pertemuan para Menkeu dan Gubernur Bank Sentral seluruh negara G-20.
Salah satu yang dibahas, Chatib menjelaskan adalah bagaimana membuat pertumbuhan global bertahan dengan stimulus berupa infrastructure fund, yaitu dana pembangunan infrastruktur untuk menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan ekonomi.
"Walaupun awalnya ada penolakan, namun akhirnya agenda infrastructure fund itu disepakati, didukung semua, sehingga pada pertemuan G-20 nanti di Australia akan menjadi agenda," katanya di gedung Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (23/7/2013).
Chatib menuturkan penolakan dari negara-negara maju tersebut karena mewajibkan negara maju menaruh uang untuk pembangunan infrastruktur negara berkembang.
Namun dengan working group yang pernah dilakukan Indonesia dengan Jerman, pada akhirnya mereka melunak dan berseia membahas dana infrastruktur ini.
"Kemarin itu, ada working group-nya antara Indonesia dengan Jerman. Kita berhasil yakinkan hanya dengan infrastructure fund ini, negara berkembang bisa tumbuh menjadi daya tarik global dan dapat menolong dunia," ujar Chatib.
Chatib juga mengaku, dia meminta menkeu-menkeu negara maju lainnya untuk mendengarkan sarannya agar memberikan infrastructure fund, yang menggerakkan ekonomi negara berkembang.
"Kita bilang kalau Indonesia terkena dampak global, maka negara-negara itu akan terkena juga. Karena ini pasarnya relatif besar dan seberapa jauh mereka dengan kebijakan ini terpengaruh," tandas Chatib.
Salah satu yang dibahas, Chatib menjelaskan adalah bagaimana membuat pertumbuhan global bertahan dengan stimulus berupa infrastructure fund, yaitu dana pembangunan infrastruktur untuk menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan ekonomi.
"Walaupun awalnya ada penolakan, namun akhirnya agenda infrastructure fund itu disepakati, didukung semua, sehingga pada pertemuan G-20 nanti di Australia akan menjadi agenda," katanya di gedung Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (23/7/2013).
Chatib menuturkan penolakan dari negara-negara maju tersebut karena mewajibkan negara maju menaruh uang untuk pembangunan infrastruktur negara berkembang.
Namun dengan working group yang pernah dilakukan Indonesia dengan Jerman, pada akhirnya mereka melunak dan berseia membahas dana infrastruktur ini.
"Kemarin itu, ada working group-nya antara Indonesia dengan Jerman. Kita berhasil yakinkan hanya dengan infrastructure fund ini, negara berkembang bisa tumbuh menjadi daya tarik global dan dapat menolong dunia," ujar Chatib.
Chatib juga mengaku, dia meminta menkeu-menkeu negara maju lainnya untuk mendengarkan sarannya agar memberikan infrastructure fund, yang menggerakkan ekonomi negara berkembang.
"Kita bilang kalau Indonesia terkena dampak global, maka negara-negara itu akan terkena juga. Karena ini pasarnya relatif besar dan seberapa jauh mereka dengan kebijakan ini terpengaruh," tandas Chatib.
(rna)