Industri perdagangan berjangka Indonesia harus siap
A
A
A
Sindonews.com - Dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015, masyarakat Indonesia dituntut meningkatkan daya saing pengembangan industri, termasuk perdagangan berjangka, mengingat produk tersebut adalah salah satu produk potensial yang ada di Bursa Berjangka Indonesia.
Hal tersebut sejalan dengan potensi besar ASEAN yang memiliki 617,68 juta jiwa dengan PDB sebesar USD2,1 triliun di tahun 2012.
Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan mengatakan, industri perdagangan berjangka di Indonesia baik bursa maupun pialang dan pedagang berjangka diharapkan dapat memanfaatkan potensi pengembangan usaha sehingga dapat memimpin industri perdagangan berjangka di ASEAN.
"Para produsen dapat melakukan hedging di Indonesia sehingga apabila likuiditas transaksi kontrak komoditi meningkat tidak menutup peluang Bursa Berjangka Indonesia sejajar dengan ASEAN," ujarnya di hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (24/7/2013).
Dia mengatakan bahwa setiap stakeholders harus memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam menghadapi tantangan yang muncul apabila Indonesia ingin berhasil dalam memanfaatkan peluang yang ada.
"Untuk itu kami berharap stakeholders baik pemerintah maupun dunia usaha, maupun kalangan pendidikan bersatu padu melakukan upaya penyebarluasan informasi terkait peningkatan pengetahuan masyarakat dalam persiapan AEC 2015," katanya.
Gita menambahkan, salah satu komitmen pemerintah dalam menghadapi AEC 2015 adalah mempersiapkan daya saing yang merata di seluruh kawasan.
"Kemendag telah mempersiapkan kebijakan terkait pasar tunggal ASEAN, terutama untuk produksi ekspor, produk utama, produk potensial, dan produk lainnya," tandas Gita.
Hal tersebut sejalan dengan potensi besar ASEAN yang memiliki 617,68 juta jiwa dengan PDB sebesar USD2,1 triliun di tahun 2012.
Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan mengatakan, industri perdagangan berjangka di Indonesia baik bursa maupun pialang dan pedagang berjangka diharapkan dapat memanfaatkan potensi pengembangan usaha sehingga dapat memimpin industri perdagangan berjangka di ASEAN.
"Para produsen dapat melakukan hedging di Indonesia sehingga apabila likuiditas transaksi kontrak komoditi meningkat tidak menutup peluang Bursa Berjangka Indonesia sejajar dengan ASEAN," ujarnya di hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (24/7/2013).
Dia mengatakan bahwa setiap stakeholders harus memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam menghadapi tantangan yang muncul apabila Indonesia ingin berhasil dalam memanfaatkan peluang yang ada.
"Untuk itu kami berharap stakeholders baik pemerintah maupun dunia usaha, maupun kalangan pendidikan bersatu padu melakukan upaya penyebarluasan informasi terkait peningkatan pengetahuan masyarakat dalam persiapan AEC 2015," katanya.
Gita menambahkan, salah satu komitmen pemerintah dalam menghadapi AEC 2015 adalah mempersiapkan daya saing yang merata di seluruh kawasan.
"Kemendag telah mempersiapkan kebijakan terkait pasar tunggal ASEAN, terutama untuk produksi ekspor, produk utama, produk potensial, dan produk lainnya," tandas Gita.
(gpr)