Afrika dan Asia pasar potensial ekspor mebel Jepara

Jum'at, 26 Juli 2013 - 16:09 WIB
Afrika dan Asia pasar...
Afrika dan Asia pasar potensial ekspor mebel Jepara
A A A
Sindonews.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) berjanji akan memfasilitasi terciptanya pasar-pasar baru terkait ekspansi ekspor produk mebel, furniture dan ukir-ukiran asal Jepara, Jawa Tengah.

Pasar yang dinilai prospektif untuk ekspansi ekspor produk andalan Jepara tersebut adalah kawasan Afrika dan Asia Tenggara. Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Wirjawan mengatakan pihaknya akan memfasilitasi agar ekspor produk mebel, furniture dan ukir-ukiran asal Jepara bisa lebih gencar di dunia internasional.

Bentuk fasilitasi yang diberikan beragam, mulai dari peningkatan kapasitas SDM hingga penguatan akses pasar. Khusus akses pasar, ke depan ekspor mebel Jepara harus diarahkan agar mulai menyasar pasar-pasar lain selain Amerika dan Uni Eropa.

Sebab, lanjut dia, potensi pasar di luar kawasan tersebut seperti Afrika dan Asia Tenggara juga menjanjikan. Saat ini, pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan Afrika seperti Pantai Gading, Zimbabwe, Mozambi dan lainnya, rata-rata tumbuh sekitar 4 persen tiap tahun. Pertumbuhan ekonomi juga terjadi di sejumlah negara yang ada di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand.

Menurutnya, saat ini Uni Eropa sedang slowdown, sedangkan Amerika mulai memulihkan kondisi ekonomi. Sehingga ekspor bisa diarahkan ke pasar non tradisional. Di Afrika, ekspor Indonesia meningkat 40-150 persen dibanding tahun lalu.

"Jadi ini peluang, kalau pemulihan ekonomi secara global sudah rampung, pasar-pasar baru itu sudah dan terus berkembang," kata Gita usai memberikan kuliah umum, di Gedung Haji Tahunan kompleks Universitas Islam Nahdlotul Ulama (Unisnu) Jepara, Jateng, Jumat (26/7/2013).

Sementara, terkait ekspor mebel, Kemendag juga menaruh perhatian khusus terhadap Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Saat ini, pihaknya berusaha keras agar Memorandum of Understanding (MoU) dengan Uni Eropa terkait sertifikasi SVLK tersebut bisa rampung tahun ini.

Sebab dengan SVLK, negara-negara importir akan percaya jika kayu bahan dasar mebel, furniture dan ukir-ukiran dari Indonesia berasal dari hutan lestari dan penebangannya juga dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan.

Mendag optimis SVLK tersebut tidak hanya akan mengangkat citra positif produk mebel asal Indonesia, namun juga mendongkrak nilai jual produk yang bersangkutan. "Jadi ada legitimasi dari pasar luar negeri terkait kualitas produk kita," katanya.

Disinggung soal penetrasi kompetitor dari produsen luar negeri yang bermain di segmen yang sama, menurut Gita hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Terpenting eksporter dalam negeri harus terus meningkatkan kualitas.

"Kita harus mampu menjadi ekportir paling efisien. Kalau itu ditunjang dengan design canggih, maka tidak ada alasan tidak bisa bersaing dengan kompetitor dari negara lain," paparnya.

Sementara, Bupati Jepara Ahmad Marzuki berharap Kementerian Perdagangan mempermudah pengurusan SVLK bagi eksportir asal Kota Ukir. Sebab menurut Marzuki, sektor mebel merupakan andalan ekonomi warga Jepara.

Sektor tersebut juga merupakan penyumbang 27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jepara. "Jangan sampai malah mempersulit. Banyak warga Jepara yang bergantung dari sektor tersebut," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1205 seconds (0.1#10.140)