Laba Renault semester pertama 2013 merosot
Jum'at, 26 Juli 2013 - 17:01 WIB
Laba Renault semester pertama 2013 merosot
A
A
A
Sindonews.com - Kelompok otomotif asal Prancis, Renault melaporkan keuntungan pada semester pertama 2013 turun tajam, terutama akibat masalah produksi di Iran. Untuk itu, mereka akan menghentikan kegiatannya di negara tersebut dan melakukan restrukturisasi di Perancis.
Renault mengatakan, laba bersih pada enam bulan pertama tahun ini turun sebesar 39 juta euro (USD52 juta) dibandingkan dengan 746 juta pada waktu yang sama tahun lalu. Biaya operasi mendorong kerugian 249 juta euro dari keuntungan 519 juta euro.
Harga saham dalam kelompok naik 3,70 persen menjadi 61,89 euro, meskipun mengalami penurunan laba karena prospek cerah untuk tahun ini.
"Keseluruhan pasar Perancis yang diukur dengan indeks CAC 40 naik 1,0 persen.
Sementara penjualan turun 2,4 persen menjadi 20,4 miliar euro," kata kelompok itu dalam pernyataannya, seperti dilansir dari AFP, Jumat (26/7/2013).
Tahun ini, perusahaan mengambil alih 512 juta euro atas kegiatannya di Iran, yang telah terkena pengerasan sejak 1 Juli, akibat sanksi internasional termasuk sektor otomotif.
"Ada penghentian efektif untuk aktivitas di negera tersebut (Iran)," kata Direktur Keuangan Renault, Dominique Thormann.
Renault adalah kelompok otomotif terbesar kedua di Perancis, setelah PSA Peugeot Citroen yang awal tahun lalu juga terganggu kegiatannya di Iran.
Renault mengatakan, laba bersih pada enam bulan pertama tahun ini turun sebesar 39 juta euro (USD52 juta) dibandingkan dengan 746 juta pada waktu yang sama tahun lalu. Biaya operasi mendorong kerugian 249 juta euro dari keuntungan 519 juta euro.
Harga saham dalam kelompok naik 3,70 persen menjadi 61,89 euro, meskipun mengalami penurunan laba karena prospek cerah untuk tahun ini.
"Keseluruhan pasar Perancis yang diukur dengan indeks CAC 40 naik 1,0 persen.
Sementara penjualan turun 2,4 persen menjadi 20,4 miliar euro," kata kelompok itu dalam pernyataannya, seperti dilansir dari AFP, Jumat (26/7/2013).
Tahun ini, perusahaan mengambil alih 512 juta euro atas kegiatannya di Iran, yang telah terkena pengerasan sejak 1 Juli, akibat sanksi internasional termasuk sektor otomotif.
"Ada penghentian efektif untuk aktivitas di negera tersebut (Iran)," kata Direktur Keuangan Renault, Dominique Thormann.
Renault adalah kelompok otomotif terbesar kedua di Perancis, setelah PSA Peugeot Citroen yang awal tahun lalu juga terganggu kegiatannya di Iran.
(dmd)
