Laba Martina Berto tergerus 26% jadi Rp18 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Martina Berto Tbk (MBTO) sepanjang enam bulan pertama tahun ini mencatat penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 26 persen menjadi Rp18,11 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp24,48 miliar.
Sementara laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkoreksi menjadi Rp16,92 per saham dibanding enam bulan pertama tahun lalu Rp22,88 per lembar saham.
Berdasarkan laporan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/7/2013) terungkap bahwa turunnya laba tersebut akibat naiknya beban pokok penjualan, meski penjualan bersih tercatat naik.
Pada akhir Juni 2013, penjualan bersih perseroan naik sebesar 2,5 persen menjadi Rp337,41 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu Rp329,2 miliar.
Sementara beban pokok penjualan meningkat sekitar 9 persen menjadi Rp163,21 miliar dari semester I/2012 senilai Rp149,74 miliar. Akibatnya laba bruto perseroan tergerus dari Rp179,46 miliar menjadi Rp174,2 miliar.
Adapun, beban penjualan dan pemasaran berhasil ditekan menjadi Rp116,16 miliar dari Rp119,94 miliar, beban umum dan administrasi naik Rp34,89 miliar dari Rp30,46 miliar, pendapatan operasi lain-lain berkurang dari Rp750,19 juta menjadi Rp587,7 juta dan beban operasi lain-lain menyusut tipis dari Rp1,43 miliar menjadi Rp1,12 miliar.
Laba usaha menurun menjadi Rp22,61 miliar dibanding akhir Juni tahun lalu sebesar Rp28,37 miliar. Di sisi lain, pendapatan keuangan turun menjadi Rp3,34 miliar dari Rp4,62 miliar, sedangkan beban keuangan naik dari Rp1,26 miliar menjadi Rp1,71 miliar.
Saldo pada 30 Juni 2013 masih sama dengan periode yang sama 2012, yakni sebesar Rp107 miliar. Sementara total aset meningkat menjadi Rp616,1 miliar dibanding akhir tahun lalu senilai Rp609,5 miliar, dengan total utang turun menjadi Rp163,38 miliar dibanding Desember 2013 sebesar Rp174,93 miliar.
Sementara laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkoreksi menjadi Rp16,92 per saham dibanding enam bulan pertama tahun lalu Rp22,88 per lembar saham.
Berdasarkan laporan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/7/2013) terungkap bahwa turunnya laba tersebut akibat naiknya beban pokok penjualan, meski penjualan bersih tercatat naik.
Pada akhir Juni 2013, penjualan bersih perseroan naik sebesar 2,5 persen menjadi Rp337,41 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu Rp329,2 miliar.
Sementara beban pokok penjualan meningkat sekitar 9 persen menjadi Rp163,21 miliar dari semester I/2012 senilai Rp149,74 miliar. Akibatnya laba bruto perseroan tergerus dari Rp179,46 miliar menjadi Rp174,2 miliar.
Adapun, beban penjualan dan pemasaran berhasil ditekan menjadi Rp116,16 miliar dari Rp119,94 miliar, beban umum dan administrasi naik Rp34,89 miliar dari Rp30,46 miliar, pendapatan operasi lain-lain berkurang dari Rp750,19 juta menjadi Rp587,7 juta dan beban operasi lain-lain menyusut tipis dari Rp1,43 miliar menjadi Rp1,12 miliar.
Laba usaha menurun menjadi Rp22,61 miliar dibanding akhir Juni tahun lalu sebesar Rp28,37 miliar. Di sisi lain, pendapatan keuangan turun menjadi Rp3,34 miliar dari Rp4,62 miliar, sedangkan beban keuangan naik dari Rp1,26 miliar menjadi Rp1,71 miliar.
Saldo pada 30 Juni 2013 masih sama dengan periode yang sama 2012, yakni sebesar Rp107 miliar. Sementara total aset meningkat menjadi Rp616,1 miliar dibanding akhir tahun lalu senilai Rp609,5 miliar, dengan total utang turun menjadi Rp163,38 miliar dibanding Desember 2013 sebesar Rp174,93 miliar.
(rna)