XL Axiata cetak pendapatan Rp10,29 T
XL Axiata cetak pendapatan Rp10,29 T
A
A
A
Sindonews.com - PT XL Axiata Tbk (EXCL) sepanjang semester I/2013 mencetak pendapatan sebesar Rp10,29 triliun, naik 1,68 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,12 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (1/8/2013) dipaparkan bahwa naiknya pendapatan tersebut seiring dengan naiknya beban sekitar 14,45 persen dari Rp7,89 triliun pada semester I/2012 menjadi Rp9,03 triliun pada akhir Juni 2013.
Adapun, beban yang mengalami kenaikan adalah beban infrastruktur dari Rp2,53 triliun menjadi Rp2,81 triliun, beban penyusutan menjadi Rp2,66 triliuun dari Rp2,43 triliun, beban interkoneksi dan langsung naik menjadi Rp1,92 triliun dari Rp1,26 triliun.
Selain itu, beban penjualan meningkat dari Rp582,34 miliar menjadi Rp667,1 miliar, beban amortisasi naik menjadi Rp53,28 miliar dari Rp36,17 miliar dan beban lain-lain bertambah dari Rp17,01 miliar menjadi Rp82,55 miliar.
Sementara beban yang mengalami penurunanya, yakni beban gaji dan kesejahteraaan karyawan dari Rp479,05 miliar menjadi Rp473,46 miliar, beban perlengkapan dan overhead turun menjadi Rp263,54 miliar dari Rp334,57 miliar dan kerugian selisih kurs bersih berkurang menjadi Rp112,88 miliar dari Rp223,46 miliar.
Di samping itu, biaya keuangan meningkat menjadi Rp443,44 miliar dari Rp342,51 miliar, namun perseroan berhasil meningkatkan penghasil keuangan dari Rp89,37 miliar menjadi Rp120,2 miliar. Kendati demikian, biaya keuangan bersih masih lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni Rp323,26 miliar dari Rp253,14 miliar.
Adapun, laba periode berjalan sepanjang enam bulan pertama tahun ini susut 54,11 persen menjadi Rp670,43 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,46 triliun.
Akibatnya, laba bersih per saham dasar menurun menjadi Rp79 dari posisi paruh pertama 2012 senilai Rp171 per lembar.
Sementara itu, saldo perseroan per akhir Juni tahun ini sedikit bertambah menjadi Rp835,45 miliar dibanding akhir Juni tahun lalu Rp852,63 miliar. Sedangkan, jumlah aset naik menjadi Rp38,43 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp35,46 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (1/8/2013) dipaparkan bahwa naiknya pendapatan tersebut seiring dengan naiknya beban sekitar 14,45 persen dari Rp7,89 triliun pada semester I/2012 menjadi Rp9,03 triliun pada akhir Juni 2013.
Adapun, beban yang mengalami kenaikan adalah beban infrastruktur dari Rp2,53 triliun menjadi Rp2,81 triliun, beban penyusutan menjadi Rp2,66 triliuun dari Rp2,43 triliun, beban interkoneksi dan langsung naik menjadi Rp1,92 triliun dari Rp1,26 triliun.
Selain itu, beban penjualan meningkat dari Rp582,34 miliar menjadi Rp667,1 miliar, beban amortisasi naik menjadi Rp53,28 miliar dari Rp36,17 miliar dan beban lain-lain bertambah dari Rp17,01 miliar menjadi Rp82,55 miliar.
Sementara beban yang mengalami penurunanya, yakni beban gaji dan kesejahteraaan karyawan dari Rp479,05 miliar menjadi Rp473,46 miliar, beban perlengkapan dan overhead turun menjadi Rp263,54 miliar dari Rp334,57 miliar dan kerugian selisih kurs bersih berkurang menjadi Rp112,88 miliar dari Rp223,46 miliar.
Di samping itu, biaya keuangan meningkat menjadi Rp443,44 miliar dari Rp342,51 miliar, namun perseroan berhasil meningkatkan penghasil keuangan dari Rp89,37 miliar menjadi Rp120,2 miliar. Kendati demikian, biaya keuangan bersih masih lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni Rp323,26 miliar dari Rp253,14 miliar.
Adapun, laba periode berjalan sepanjang enam bulan pertama tahun ini susut 54,11 persen menjadi Rp670,43 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,46 triliun.
Akibatnya, laba bersih per saham dasar menurun menjadi Rp79 dari posisi paruh pertama 2012 senilai Rp171 per lembar.
Sementara itu, saldo perseroan per akhir Juni tahun ini sedikit bertambah menjadi Rp835,45 miliar dibanding akhir Juni tahun lalu Rp852,63 miliar. Sedangkan, jumlah aset naik menjadi Rp38,43 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp35,46 triliun.
(rna)
Explore More