Modal Bosowa Sekuritas akan ditingkatkan Rp100 M
A
A
A
Sindonews.com - Untuk mendukung akselerasi bisnis Bosowa Sekuritas, tahun ini Bosowa Corporindo akan meningkatkan modal Bosowa Sekuritas hingga Rp100 miliar.
Menurut Direktur Bosowa Corporindo, Sadikin Aksa, perekonomian di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang terus bertumbuh merupakan salah satu target pasar Bosowa Sekuritas.
Munculnya sentra-sentra ekonomi baru akibat pemekaran wilayah telah menumbuhkan banyak pelaku usaha berskala menengah dan besar di KTI. Potensi tersebut tentunya menjadi peluang bagi Bosowa Sekuritas untuk memperkenalkan dan mendorong pelaku usaha tersebut untuk masuk ke pasar modal.
“Banyak perusahaan di kawasan KTI yang memiliki potensi untuk masuk ke bursa efek baik melalui IPO ataupun penerbitan obligasi. Oleh karena itu, kami ingin Bosowa Sekuritas dapat mendorong pengusaha di KTI lebih akrab dengan pasar modal, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama dengan pelaku usaha di Kawasan Barat Indonesia," ujar Sadikin dalam siaran persnya, Kamis (1/8/2013).
Saat ini, jelas Sadikin, jumlah investor saham retail di Indonesia masih sekitar 263 ribu orang, hanya 0,11 persen jika dibandingkan dengan total jumlah penduduk. Angka ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang mencapai 20,1 persen untuk Korea Selatan, 18,8 persen untuk Malaysia, 31,1 persen untuk Hong Kong dan 26,6 persen untuk Singapura.
Hasil kajian ekonomi dan keuangan regional yang dilakukan Bank Indonesia yang dirilis Juli lalu menyebutkan, pada kuartal III-2013 potensi pertumbuhan ekonomi di KTI mencapai 6,1-6,6 persen. Proyeksi tersebut lebih tinggi daripada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5,9-6,2 persen.
Menurut Direktur Bosowa Corporindo, Sadikin Aksa, perekonomian di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang terus bertumbuh merupakan salah satu target pasar Bosowa Sekuritas.
Munculnya sentra-sentra ekonomi baru akibat pemekaran wilayah telah menumbuhkan banyak pelaku usaha berskala menengah dan besar di KTI. Potensi tersebut tentunya menjadi peluang bagi Bosowa Sekuritas untuk memperkenalkan dan mendorong pelaku usaha tersebut untuk masuk ke pasar modal.
“Banyak perusahaan di kawasan KTI yang memiliki potensi untuk masuk ke bursa efek baik melalui IPO ataupun penerbitan obligasi. Oleh karena itu, kami ingin Bosowa Sekuritas dapat mendorong pengusaha di KTI lebih akrab dengan pasar modal, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama dengan pelaku usaha di Kawasan Barat Indonesia," ujar Sadikin dalam siaran persnya, Kamis (1/8/2013).
Saat ini, jelas Sadikin, jumlah investor saham retail di Indonesia masih sekitar 263 ribu orang, hanya 0,11 persen jika dibandingkan dengan total jumlah penduduk. Angka ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang mencapai 20,1 persen untuk Korea Selatan, 18,8 persen untuk Malaysia, 31,1 persen untuk Hong Kong dan 26,6 persen untuk Singapura.
Hasil kajian ekonomi dan keuangan regional yang dilakukan Bank Indonesia yang dirilis Juli lalu menyebutkan, pada kuartal III-2013 potensi pertumbuhan ekonomi di KTI mencapai 6,1-6,6 persen. Proyeksi tersebut lebih tinggi daripada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5,9-6,2 persen.
(gpr)