Tingkat konsumsi daging di Cirebon masih rendah
A
A
A
Sindonews.com - Konsumsi daging masyarakat Kabupaten Cirebon terhitung masih rendah. Dari rata-rata nasional minimal 15 kilogram (kg) per kapita/tahun, konsumsi daging di Kabupaten Cirebon hanya sekitar 5 kg per kapita/tahun.
Jumlah itu meliputi daging sapi, ayam, kambing, domba, dan telur. Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (Distanbunnakhut) Kabupaten Cirebon, Ali Efendi menyatakan, kondisi itu disebabkan rendahnya pendapatan warga.
"Tingkat ekonomi rata-rata warga rendah, sehingga warga memilih konsumsi di luar daging," ujar dia, Jumat (2/8/2013).
Tidak sedikit warga yang kemudian lebih memilih mengonsumsi ikan dan sayur-sayuran sebagai lauk pauknya, ditambah tahu dan tempe. Sementara menyusul momentum Lebaran yang tinggal menghitung hari, para pedagang daging sapi menyiapkan tiga kali lipat dari kebutuhan.
Ali menyatakan, konsumsi daging pada Lebaran, khususnya di Kabupaten Cirebon, rata-rata meningkat 300 persen dari hari biasa. Rata-rata kebutuhan daging di Kabupaten Cirebon sendiri 7,5 juta ton per tahun.
"Biasanya pada momen besar seperti Lebaran ini, para pedagang daging menyediakan tiga kali lipat dari kebutuhan. Konsumsi daging meningkat 300 persen dari hari biasa dan stok daging tidak ada masalah," papar dia.
Distanbunnakhut sendiri menjamin stok daging, baik ayam dan sapi, termasuk telur, hingga Lebaran aman. Selain ketersediaan yang dinilai aman, harga daging hingga kini juga dianggap tidak ekstrem, karena masih berada di kisaran Rp85 ribu sampai Rp90 ribu per kg.
Pihaknya berharap harga itu stabil hingga Lebaran mengingat daging impor saat ini sudah masuk. Meski demikian, dia mengatakan, di Kabupaten Cirebon tidak ada daging impor karena pasokan daerah sudah cukup.
"Impor masuk di daerah lain, seperti Jabodetabek. Sehingga stok di daerah tidak terganggu," tambah dia.
Sementara, Kepala Perum Bulog Sub Divre Cirebon, Basirun menyatakan, kesiapannya menggelar operasi pasar murni (OPM) jika memang dibutuhkan. Sejauh ini, pihaknya telah mengeluarkan sekitar 20 ton untuk pasar murah di empat wilayah Cirebon, yakni Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Majalengka. "Jumlah itu masih mungkin bertambah, tergantung kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Pada pasar murah, kata dia, harga yang diberlakukan Rp7.600 per kg untuk jenis beras premium yang disediakan. Lebih murah dibanding harga di pasaran dengan kisaran Rp8 ribu per kg sampai Rp8.500 per kg untuk beras yang sama.
Pihaknya menjamin stok bera aman untuk memenuhi kebutuhan hingga 12 bulan ke depan, dengan ketersediaan 90 ribu ton. Selain stok yang tersimpan di gudang Bulog Cirebon, serapan beras dari pengadaan yang dilakukan bersama mitra kerja Bulog Cirebon juga masih berjalan dengan penyerapan 600-700 ton/hari.
Jumlah itu meliputi daging sapi, ayam, kambing, domba, dan telur. Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (Distanbunnakhut) Kabupaten Cirebon, Ali Efendi menyatakan, kondisi itu disebabkan rendahnya pendapatan warga.
"Tingkat ekonomi rata-rata warga rendah, sehingga warga memilih konsumsi di luar daging," ujar dia, Jumat (2/8/2013).
Tidak sedikit warga yang kemudian lebih memilih mengonsumsi ikan dan sayur-sayuran sebagai lauk pauknya, ditambah tahu dan tempe. Sementara menyusul momentum Lebaran yang tinggal menghitung hari, para pedagang daging sapi menyiapkan tiga kali lipat dari kebutuhan.
Ali menyatakan, konsumsi daging pada Lebaran, khususnya di Kabupaten Cirebon, rata-rata meningkat 300 persen dari hari biasa. Rata-rata kebutuhan daging di Kabupaten Cirebon sendiri 7,5 juta ton per tahun.
"Biasanya pada momen besar seperti Lebaran ini, para pedagang daging menyediakan tiga kali lipat dari kebutuhan. Konsumsi daging meningkat 300 persen dari hari biasa dan stok daging tidak ada masalah," papar dia.
Distanbunnakhut sendiri menjamin stok daging, baik ayam dan sapi, termasuk telur, hingga Lebaran aman. Selain ketersediaan yang dinilai aman, harga daging hingga kini juga dianggap tidak ekstrem, karena masih berada di kisaran Rp85 ribu sampai Rp90 ribu per kg.
Pihaknya berharap harga itu stabil hingga Lebaran mengingat daging impor saat ini sudah masuk. Meski demikian, dia mengatakan, di Kabupaten Cirebon tidak ada daging impor karena pasokan daerah sudah cukup.
"Impor masuk di daerah lain, seperti Jabodetabek. Sehingga stok di daerah tidak terganggu," tambah dia.
Sementara, Kepala Perum Bulog Sub Divre Cirebon, Basirun menyatakan, kesiapannya menggelar operasi pasar murni (OPM) jika memang dibutuhkan. Sejauh ini, pihaknya telah mengeluarkan sekitar 20 ton untuk pasar murah di empat wilayah Cirebon, yakni Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Majalengka. "Jumlah itu masih mungkin bertambah, tergantung kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Pada pasar murah, kata dia, harga yang diberlakukan Rp7.600 per kg untuk jenis beras premium yang disediakan. Lebih murah dibanding harga di pasaran dengan kisaran Rp8 ribu per kg sampai Rp8.500 per kg untuk beras yang sama.
Pihaknya menjamin stok bera aman untuk memenuhi kebutuhan hingga 12 bulan ke depan, dengan ketersediaan 90 ribu ton. Selain stok yang tersimpan di gudang Bulog Cirebon, serapan beras dari pengadaan yang dilakukan bersama mitra kerja Bulog Cirebon juga masih berjalan dengan penyerapan 600-700 ton/hari.
(izz)