Order parcel di Samarinda meningkat
A
A
A
Sindonews.com - Banyak rezeki yang bisa diraih bagi usaha kecil saat perayaan hari besar umat beragama seperti Lebaran. Berbagai pernak-pernik yang banyak diburu saat perayaan Lebaran membuat peluang usaha semakin terbuka lebar. Salah satunya perajin rotan yang mengolah rotan menjadi tempat parcel.
Seperti yang dilakukan Anis, warga Jalan Abdul Muthalib, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Kecamatan Samarinda Kota, Samarinda, Kalimantan Timur. Usaha yang didapat secara turun temurun dari keluarganya ini kini mampu menghidupi dirinya. Saat hari besar seperti Lebaran, bahkan mendapatkan order hingga ribuan tempat parcel.
Dengan kios kecil sekaligus bengkel, Anis kini mampu mempekerjakan empat orang pegawai. Jika musim Lebaran seperti sekarang, ia harus mempersiapkan ribuan tempat parcel untuk memenuhi kebutuhan di Kota Samarinda saja.
"Kadang kalau Lebaran seperti ini kami kewalahan. Sebab pesanan membludak. Pesanan paling banyak biasanya datang dari toko penyedia parcel," kata Anis saat ditemui di tokonya, beberapa waktu lalu.
Anis membuat tempat parcel dengan tiga jenis mulai dari satu tingkat hingga tiga tingkat. Harganya tentu berbeda. Untuk tempat parcel satu tingkat ia hargai Rp50 ribu, dua tingkat Rp60 ribu dan tiga tingkat Rp115 ribu.
Meski memberikan pesanan dalam jumlah besar, Anis juga tetap melayani penjualan satuan bagi pembeli yang datang di tokonya. Pembeli yang datang sendiri juga tidak sedikit. Biasanya yang membeli satuan warga yang ingin memberikan hadiah parcel, namun dihias sendiri.
Mengenai bahan baku rotan, Anis mengaku tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya. Hutan Kalimantan memang kaya dengan rotan sehingga dia tinggal menghubungi pemasok rotan untuk memenuhi kebutuhan usahanya. "Harga rotan sekarang Rp6 ribu–Rp7 ribu," katanya.
Untuk tempat parcel, Anis mengaku sejauh ini hanya memasok di sekitar Kaltim. Terjauh pemesannya dari Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat. Untuk kerajinan rotan lain seperti tempat duduk anak untuk sepeda motor, dia sudah melayani hingga Surabaya, dan Jakarta.
Terkait pengerjaan, Anis biasanya sudah melakukan perakitan sejak tiga hingga empat bulan sebelum Lebaran. Hal ini untuk memungkinkan ketersediaan stok yang ia miliki. Dalam sehari, Anis mampu menyelesaikan 10 tempat parcel ukuran paling besar, sedangkan paling kecil sebanyak 15 buah. Sedangkan pesanan Natal, Anis mulai bekerja sejak bulan Oktober.
"Paling banyak tentu saat menjelang Lebaran. Kalau Natal dan hari raya lainnya tidak sebesar Lebaran. Jadi persiapan jelang Lebaran harus lebih banyak," tambahnya.
Meski pesanan banyak, ada saja musim saat ia harus kesulitan memasok barang hasil kerajinannya. Kalau sudah demikian, stok yang ia miliki akan menumpuk meski hari raya sudah lewat. Namun, ada juga saat ia akhirnya kewalahan melayani pesanan. Stok yang ia buat beberapa bulan sebelumnya ternyata cepat habis, sementara pesanan masih banyak yang datang.
"Pernah tahun 2010 lalu saya terpaksa menolak pesanan. Karena memang tidak sanggup. Tapi, ada juga saat sulit, tapi lebih banyak yang kewalahan," terangnya.
Mengenai pendapatan, Anis cukup merendah. Ia hanya mengatakan hasilnya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. "Ini cukup patut disyukuri. Pesanan banyak datang, dan bahan baku mudah didapat," kata Anis.
Jika tidak musim hari raya besar, Anis tidak membuat tempat parcel. Kerajinan yang ia buat hanya tempat duduk anak dari rotan yang dipasang di sepeda motor. Hanya saja jumlahnya tentu tidak sebanyak tempat parcel.
Seperti yang dilakukan Anis, warga Jalan Abdul Muthalib, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Kecamatan Samarinda Kota, Samarinda, Kalimantan Timur. Usaha yang didapat secara turun temurun dari keluarganya ini kini mampu menghidupi dirinya. Saat hari besar seperti Lebaran, bahkan mendapatkan order hingga ribuan tempat parcel.
Dengan kios kecil sekaligus bengkel, Anis kini mampu mempekerjakan empat orang pegawai. Jika musim Lebaran seperti sekarang, ia harus mempersiapkan ribuan tempat parcel untuk memenuhi kebutuhan di Kota Samarinda saja.
"Kadang kalau Lebaran seperti ini kami kewalahan. Sebab pesanan membludak. Pesanan paling banyak biasanya datang dari toko penyedia parcel," kata Anis saat ditemui di tokonya, beberapa waktu lalu.
Anis membuat tempat parcel dengan tiga jenis mulai dari satu tingkat hingga tiga tingkat. Harganya tentu berbeda. Untuk tempat parcel satu tingkat ia hargai Rp50 ribu, dua tingkat Rp60 ribu dan tiga tingkat Rp115 ribu.
Meski memberikan pesanan dalam jumlah besar, Anis juga tetap melayani penjualan satuan bagi pembeli yang datang di tokonya. Pembeli yang datang sendiri juga tidak sedikit. Biasanya yang membeli satuan warga yang ingin memberikan hadiah parcel, namun dihias sendiri.
Mengenai bahan baku rotan, Anis mengaku tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya. Hutan Kalimantan memang kaya dengan rotan sehingga dia tinggal menghubungi pemasok rotan untuk memenuhi kebutuhan usahanya. "Harga rotan sekarang Rp6 ribu–Rp7 ribu," katanya.
Untuk tempat parcel, Anis mengaku sejauh ini hanya memasok di sekitar Kaltim. Terjauh pemesannya dari Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat. Untuk kerajinan rotan lain seperti tempat duduk anak untuk sepeda motor, dia sudah melayani hingga Surabaya, dan Jakarta.
Terkait pengerjaan, Anis biasanya sudah melakukan perakitan sejak tiga hingga empat bulan sebelum Lebaran. Hal ini untuk memungkinkan ketersediaan stok yang ia miliki. Dalam sehari, Anis mampu menyelesaikan 10 tempat parcel ukuran paling besar, sedangkan paling kecil sebanyak 15 buah. Sedangkan pesanan Natal, Anis mulai bekerja sejak bulan Oktober.
"Paling banyak tentu saat menjelang Lebaran. Kalau Natal dan hari raya lainnya tidak sebesar Lebaran. Jadi persiapan jelang Lebaran harus lebih banyak," tambahnya.
Meski pesanan banyak, ada saja musim saat ia harus kesulitan memasok barang hasil kerajinannya. Kalau sudah demikian, stok yang ia miliki akan menumpuk meski hari raya sudah lewat. Namun, ada juga saat ia akhirnya kewalahan melayani pesanan. Stok yang ia buat beberapa bulan sebelumnya ternyata cepat habis, sementara pesanan masih banyak yang datang.
"Pernah tahun 2010 lalu saya terpaksa menolak pesanan. Karena memang tidak sanggup. Tapi, ada juga saat sulit, tapi lebih banyak yang kewalahan," terangnya.
Mengenai pendapatan, Anis cukup merendah. Ia hanya mengatakan hasilnya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. "Ini cukup patut disyukuri. Pesanan banyak datang, dan bahan baku mudah didapat," kata Anis.
Jika tidak musim hari raya besar, Anis tidak membuat tempat parcel. Kerajinan yang ia buat hanya tempat duduk anak dari rotan yang dipasang di sepeda motor. Hanya saja jumlahnya tentu tidak sebanyak tempat parcel.
(gpr)