Pengangguran di Surabaya bisa tembus 10.000 orang
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah pengangguran di Kota Pahlawan bisa terus bertambah. Sampai hari ini, jumlah pengangguran di Surabaya mencapai 8.000 orang. Jumlah itu bisa bertambah seiring dengan kedatangan warga pendatang setelah Lebaran.
Bahkan, DPRD Surabaya memprediksi pengangguran bisa tembus 10.000 orang kalau kedatangan warga pendatang tak segera dikendalikan. Kota Surabaya sendiri masih menjadi jujukan warga pendatang untuk mengadu nasib.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Baktiono menuturkan, kedatangan warga pendatang yang tak segera terserap kerja bisa menambah persoalan pengangguran di Surabaya. Pasalnya, penduduk urban juga akan jadi pengangguran di Surabaya.
“Ini yang akan terjadi dan pemkot harus berani mengambil sikap terkait dengan masalah ini,” ujar Baktiono, Rabu (14/8/2013).
Politisi PDIP Surabaya itu menambahkan, tiap tahun Surabaya menjadi tujuan utama penduduk luar daerah untuk mencari pekerjaan. Mereka umumnya berdatangan usai Lebaran karena diajak kerabat atau keluarganya yang terlebih dahulu bekerja di Surabaya. Hal itu tentu menambah beban berat Kota Surabaya dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk kota Surabaya.
Persoalan penduduk urban, katanya, memang menjadi persoalan kota besar seperti Surabaya. Karena kedatangan penduduk urban dari daerah akan menambah beban berat APBD Kota Surabaya. Jika jumlah penduduk kota berlebihan tentu akan banyak anggaran yang harus disediakan pemkot untuk mereka.
“Karena itu kami mendukung langkah operasi yustisi untuk mengantisipasi membeludaknya penduduk urban,” sambungnya.
Baktiono juga mengakui kalau penduduk urban sebetulnya tidak bisa mendapat fasilitas apapun di Kota Surabaya. Akan tetapi, karena mereka berada di Kota Surabaya mau tidak mau tetap saja fasilitas dinikmati mereka. Diantaranya soal layanan kesehatan dan layanan umum lainya.
“Jatah untuk warga urban tak ada, jadi nantinya malah menylitkan mereka sendiri kalau sakit atau terjadi sesuatu di Surabaya,”
jelasnya.
Bahkan, DPRD Surabaya memprediksi pengangguran bisa tembus 10.000 orang kalau kedatangan warga pendatang tak segera dikendalikan. Kota Surabaya sendiri masih menjadi jujukan warga pendatang untuk mengadu nasib.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Baktiono menuturkan, kedatangan warga pendatang yang tak segera terserap kerja bisa menambah persoalan pengangguran di Surabaya. Pasalnya, penduduk urban juga akan jadi pengangguran di Surabaya.
“Ini yang akan terjadi dan pemkot harus berani mengambil sikap terkait dengan masalah ini,” ujar Baktiono, Rabu (14/8/2013).
Politisi PDIP Surabaya itu menambahkan, tiap tahun Surabaya menjadi tujuan utama penduduk luar daerah untuk mencari pekerjaan. Mereka umumnya berdatangan usai Lebaran karena diajak kerabat atau keluarganya yang terlebih dahulu bekerja di Surabaya. Hal itu tentu menambah beban berat Kota Surabaya dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk kota Surabaya.
Persoalan penduduk urban, katanya, memang menjadi persoalan kota besar seperti Surabaya. Karena kedatangan penduduk urban dari daerah akan menambah beban berat APBD Kota Surabaya. Jika jumlah penduduk kota berlebihan tentu akan banyak anggaran yang harus disediakan pemkot untuk mereka.
“Karena itu kami mendukung langkah operasi yustisi untuk mengantisipasi membeludaknya penduduk urban,” sambungnya.
Baktiono juga mengakui kalau penduduk urban sebetulnya tidak bisa mendapat fasilitas apapun di Kota Surabaya. Akan tetapi, karena mereka berada di Kota Surabaya mau tidak mau tetap saja fasilitas dinikmati mereka. Diantaranya soal layanan kesehatan dan layanan umum lainya.
“Jatah untuk warga urban tak ada, jadi nantinya malah menylitkan mereka sendiri kalau sakit atau terjadi sesuatu di Surabaya,”
jelasnya.
(gpr)