Harga minyak di perdagangan dunia turun
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini jatuh karena dolar menguat dan kehati-hatian pasar menjelang laporan persediaan minyak mentah AS, yang akan memberikan petunjuk permintaan di negara tersebut.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September merosot 47 sen menjadi USD109,35 per barel dalam transaksi sore di London. Sementara kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 55 sen menjadi USD106,28 per barel.
"Harga minyak mentah mentah yang sempat reli, mundur pada Rabu di tengah kekhawatiran meningkatnya persediaan minyak AS. Hal ini didorong pula kekhawatiran baru Federal Reserve AS (Fed) yang mulai meruncingkan program stimulus pada September hingga membebani sentimen pasar," kata Myrto Sokou, analis penelitian senior Sucden brokers, seperti dilansir dari AFP, Rabu (14/8/2013).
Harga minyak juga mendapat pukulan dari kenaikan dolar AS terhadap euro, yang membuat komoditi yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lain hingga mengurangi permintaan.
Selain itu, pasar terus mencermati situasi kerusuhan berdarah di Mesir. Pasukan keamanan bergerak di kamp yang didirikan pendukung Presiden Mohamed Morsi yang digulingkan, yang berubah menjadi pertumpahan darah hingga menewaskan 124 orang. Analis khawatir kekerasan tersebut dapat mempengaruhi jalur minyak mentah dari kawasan kaya minyak Timur Tengah.
Selanjutnya, Administrasi Informasi Energi AS (EIA) akan menerbitkan data persediaan minyak mingguan, yang merupakan indikator dari kekuatan permintaan konsumen minyak terbesar di dunia. Analis yang disurvei Dow Jones Newswires mengekspektasi data stok minyak AS akan turun 1,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 Agustus.
Pasar juga melacak perkembangan di negara produsen minyak Libya, setelah mengalami gangguan pasokan minyak pekan ini. Hal ini menyebabkan ekspor minyak Libya merosot lebih dari 70 persen pada akhir Juli. Di mana sebelumnya aksi demonstran, polisi dan penjaga perbatasan, memaksa terminal minyak tutup.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September merosot 47 sen menjadi USD109,35 per barel dalam transaksi sore di London. Sementara kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 55 sen menjadi USD106,28 per barel.
"Harga minyak mentah mentah yang sempat reli, mundur pada Rabu di tengah kekhawatiran meningkatnya persediaan minyak AS. Hal ini didorong pula kekhawatiran baru Federal Reserve AS (Fed) yang mulai meruncingkan program stimulus pada September hingga membebani sentimen pasar," kata Myrto Sokou, analis penelitian senior Sucden brokers, seperti dilansir dari AFP, Rabu (14/8/2013).
Harga minyak juga mendapat pukulan dari kenaikan dolar AS terhadap euro, yang membuat komoditi yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lain hingga mengurangi permintaan.
Selain itu, pasar terus mencermati situasi kerusuhan berdarah di Mesir. Pasukan keamanan bergerak di kamp yang didirikan pendukung Presiden Mohamed Morsi yang digulingkan, yang berubah menjadi pertumpahan darah hingga menewaskan 124 orang. Analis khawatir kekerasan tersebut dapat mempengaruhi jalur minyak mentah dari kawasan kaya minyak Timur Tengah.
Selanjutnya, Administrasi Informasi Energi AS (EIA) akan menerbitkan data persediaan minyak mingguan, yang merupakan indikator dari kekuatan permintaan konsumen minyak terbesar di dunia. Analis yang disurvei Dow Jones Newswires mengekspektasi data stok minyak AS akan turun 1,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 Agustus.
Pasar juga melacak perkembangan di negara produsen minyak Libya, setelah mengalami gangguan pasokan minyak pekan ini. Hal ini menyebabkan ekspor minyak Libya merosot lebih dari 70 persen pada akhir Juli. Di mana sebelumnya aksi demonstran, polisi dan penjaga perbatasan, memaksa terminal minyak tutup.
(dmd)