Harga minyak di Asia berbalik turun
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini berbalik lebih rendah akibat aksi profit taking. Menurut analis, harga saat ini didukung kekhawatiran gejolak berdarah di Mesir yang menewaskan hampir 600 orang.
Investor mengamati dengan seksama apakah kerusuhan terbaru di Mesir akan meningkat dan mempengaruhi stabilitas di kawasan Timur Tengah yang kaya minyak atau politik akan stabil.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 12 sen menjadi USD107,21 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober turun 12 sen menjadi USD109,48 per barel.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman September, yang berakhir pada penutupan perdagangan Kamis (15/8/2013), 91 sen lebih tinggi di USD111,11 per barel, finishing tertinggi sejak 5 Maret.
"Harga minyak mentah turun untuk jangka pendek karena investor mengambil keuntungan," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar CMC Markets, Sydney, seperti dilansir dari AFP, Jumat (16/8/2013).
"Investor telah terbiasa dengan situasi di Timur Tengah sebagai sumber keresahan dan memiliki potensi gangguan pasokan, serta premi risiko pada minyak mentah telah dihargakan lebih dalam," tambahnya.
Partai Islamis di Mesir telah menyerukan "Jumat kemarahan" di Kairo setelah korban tewas nasional para pendukung Presiden terguling Mohamed Morsi bertambah menjadi 578 orang. Itu menjadi hari paling berdarah di negara tersebut dalam beberapa dekade.
Pedagang khawatir bahwa kerusuhan bisa memukul pengiriman minyak mentah melalui Terusan Suez dan Sumed Pipeline (pipa), sebagai jalur pengiriman antara Eropa dan produsen minyak di Teluk.
Meskipun Mesir bukan produsen minyak utama, Terusan Suez membawa sekitar 2,5 juta barel per hari, atau sekitar 2,7 persen pasokan global.
Investor mengamati dengan seksama apakah kerusuhan terbaru di Mesir akan meningkat dan mempengaruhi stabilitas di kawasan Timur Tengah yang kaya minyak atau politik akan stabil.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 12 sen menjadi USD107,21 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober turun 12 sen menjadi USD109,48 per barel.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman September, yang berakhir pada penutupan perdagangan Kamis (15/8/2013), 91 sen lebih tinggi di USD111,11 per barel, finishing tertinggi sejak 5 Maret.
"Harga minyak mentah turun untuk jangka pendek karena investor mengambil keuntungan," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar CMC Markets, Sydney, seperti dilansir dari AFP, Jumat (16/8/2013).
"Investor telah terbiasa dengan situasi di Timur Tengah sebagai sumber keresahan dan memiliki potensi gangguan pasokan, serta premi risiko pada minyak mentah telah dihargakan lebih dalam," tambahnya.
Partai Islamis di Mesir telah menyerukan "Jumat kemarahan" di Kairo setelah korban tewas nasional para pendukung Presiden terguling Mohamed Morsi bertambah menjadi 578 orang. Itu menjadi hari paling berdarah di negara tersebut dalam beberapa dekade.
Pedagang khawatir bahwa kerusuhan bisa memukul pengiriman minyak mentah melalui Terusan Suez dan Sumed Pipeline (pipa), sebagai jalur pengiriman antara Eropa dan produsen minyak di Teluk.
Meskipun Mesir bukan produsen minyak utama, Terusan Suez membawa sekitar 2,5 juta barel per hari, atau sekitar 2,7 persen pasokan global.
(dmd)