Harga minyak di Asia naik tipis
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini naik tipis, masih didorong kekhawatiran kerusuhan di Mesir dapat menyebar ke seluruh wilayah Timur Tengah dan menutup pasokan.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, naik empat sen menjadi USD107,50 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober naik empat sen menjadi USD110,44 per barel.
"Harga minyak tetap didukung situasi di Mesir dengan kekhawatiran hal itu bisa menyebar di seluruh Timur Tengah," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Senin (19/8/2013).
"Masih ada beberapa kekhawatiran pasokan yang melewati Terusan Suez dan Sumed Pipeline (jalur pipa)," tambahnya.
Tiga puluh enam tahanan Islam dilaporkan tewas, setelah mencoba kabur dari tahanan di Mesir, yang menyebabkan total hampir 800 korban tewas selama lima hari akibat tindakan keras otoritas terhadap pendukung presiden terguling Mohamed Morsi.
Pertumpahan darah di Mesir telah menuai kecaman internasional yang luas, di mana para diplomat senior Uni Eropa menetapkan untuk mengadakan pembicaraan darurat pada Senin waktu setempat guna membahas situasi dan tindakan ke depan.
Meskipun Mesir bukan produsen minyak utama, pedagang khawatir kerusuhan bisa memukul pengiriman minyak mentah melalui Terusan Suez dan Sumed Pipeline, yang melayani jalur antara Eropa dan produsen minyak di Teluk. Kanal tersebut tercatat setidaknya membawa sekitar 2,5 juta barel per hari, atau 2,7 persen dari pasokan global.
Investor juga berhati-hati menjelang rilis pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal, atas kebijakan bank sentral AS (Fed), Rabu (21/8/2013), yang diharapkan dapat memberikan petunjuk tentang skala dan waktu penarikan stimulus moneter besar-besaran Fed.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, naik empat sen menjadi USD107,50 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober naik empat sen menjadi USD110,44 per barel.
"Harga minyak tetap didukung situasi di Mesir dengan kekhawatiran hal itu bisa menyebar di seluruh Timur Tengah," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Senin (19/8/2013).
"Masih ada beberapa kekhawatiran pasokan yang melewati Terusan Suez dan Sumed Pipeline (jalur pipa)," tambahnya.
Tiga puluh enam tahanan Islam dilaporkan tewas, setelah mencoba kabur dari tahanan di Mesir, yang menyebabkan total hampir 800 korban tewas selama lima hari akibat tindakan keras otoritas terhadap pendukung presiden terguling Mohamed Morsi.
Pertumpahan darah di Mesir telah menuai kecaman internasional yang luas, di mana para diplomat senior Uni Eropa menetapkan untuk mengadakan pembicaraan darurat pada Senin waktu setempat guna membahas situasi dan tindakan ke depan.
Meskipun Mesir bukan produsen minyak utama, pedagang khawatir kerusuhan bisa memukul pengiriman minyak mentah melalui Terusan Suez dan Sumed Pipeline, yang melayani jalur antara Eropa dan produsen minyak di Teluk. Kanal tersebut tercatat setidaknya membawa sekitar 2,5 juta barel per hari, atau 2,7 persen dari pasokan global.
Investor juga berhati-hati menjelang rilis pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal, atas kebijakan bank sentral AS (Fed), Rabu (21/8/2013), yang diharapkan dapat memberikan petunjuk tentang skala dan waktu penarikan stimulus moneter besar-besaran Fed.
(dmd)