Rupiah tembus Rp11.011/USD

Kamis, 22 Agustus 2013 - 09:16 WIB
Rupiah tembus Rp11.011/USD
Rupiah tembus Rp11.011/USD
A A A
Sindonews.com - Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari keempat pekan ini dibuka pada level baru dan menjadi level terendah baru dalam empat tahun terakhir.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, kurs rupiah anjlok ke level Rp11.011/USD per USD, melemah 236 poin dibanding penutupan perdagangan sore kemarin di Rp10.775/USD.

Adapun data Sindonews bersumber dari Limas mencatat rupiah pagi ini diperdagangkan di harga Rp10.763 per USD, melemah 9 poin dibanding perdagangan sore kemarin di Rp10.754/USD.

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, rupiah masih diselimuti sentimen negatif baik dari dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri, sentimen pengurangan stimulus The Fed masih menjadi isu utama dalam pelemahan rupiah.

Selain itu, ekspektasi rilis data-data Amerika Serikat (AS) pada Rabu (21/8/2013) waktu AS, diperkirakan akan lebih baik sehingga menambah sentimen negatif terhadap mata uang domestik.

Masih tingginya imbal hasil (yield) obligasi AS untuk tenor 10 tahun dan yield Surat Utang Negara (SUN) yang juga meningkat turut menambah sentimen negatif di pasar.

Terkait terus terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap USD, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sebelumnya menyatakan akan melakukan intervensi jika diperlukan. Salah satu bentuk intervensi yang sudah dilakukan BI adalah membeli SUN sebesar Rp2,6 triliun pada hari kemarin.

"Kalau diperlukan kita akan melakukan intervensi atau mungkin saja diperlukan kita melakukan pembelian SUN sebagai bentuk upaya kita menstabilkan nilai tukar rupiah," ujarnya, Rabu (21/8/2013).

Dia menjelaskan, reli pelemahan rupiah terjadi karena Amerika Serikat menurunkan stimulus moneter mereka. Hal ini juga ditambah dengan situasi perekonomian domestik, dimana neraca pembayaran Indonesia masih mengalami defisit.

"BI akan terus merespon ini dengan instrumen-instrumen yang dimiliki BI dalam bentuk berbagai bauran kebijakan termasuk kebijakan makro prudential," kata Agus.

Selain itu, pemerintah diimbau untuk terus menjaga neraca pembayaran agar defisit dapat ditekan, sehingga stabilitas keuangan dapat diwujudkan.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0692 seconds (0.1#10.140)