Pemerintah akan keluarkan 4 instrumen pasar modal
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, untuk mengantisipasi gejolak pasar keuangan kali ini, pemerintah akan mengeluarkan empat instrumen pasar modal.
Yang pertama adalah buyback saham BUMN. Kedua Surat Utang Negara (SUN), ketiga obligasi, dan yang keempat adalah dana pensiun.
"Jadi dana pensiun pun harus dalam satu koordinasi. Dana pensiun BUMN ya. Jangan sampai ada dana pensiun yang tiba-tiba cut lost dengan cara melepas saham," ujar Dahlan di Gedung Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Dahlan juga mengungkapkan, seluruh BUMN sudah sepakat akan berada dalam koordinasi kebijakan makro yang dikeluarkan dan tidak akan jalan sendiri-sendiri.
"BUMN akan berada dalam koordinasi kebijakan pemerintah secara makro. Pokoknya BUMN tidak akan jalan sendiri-sendiri, dan apa yang akan dilakukan BUMN sudah menjadi koordinasi bersama pemerintah," tandas Dahlan.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kementeriannya akan menyelenggarakan rapat internal dengan Bank Indonesia untuk membahas melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Hatta meminta masyarakat tidak panik karena pemerintah sudah mempunyai strategi khusus untuk memperkuat nilai mata uang rupiah. "Pesan saya enggak usah panik, kita memiliki jurus respons tapi kita tentu mengikuti terus," kata Hatta dalam siaran persnya, Kamis (22/8/2013).
Nilai tukar rupiah terus merosot. Pada hari Kamis (22/8/2013) rupiah mencapai Rp11,027 per dolar AS atau melemah sebanyak 252 atau 2,33 persen jika dibandingkan pada Rabu (21/8/2013), dimana pergerakan nilai tukar rupiah mencapai Rp10,770.
Menurut Menko Perekonomian, terkait pelemahan nilai tukar rupiah ini pemerintah telah mempersiapkan sejumlah langkah yang nantinya akan diumumkan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat (23/8/2013) besok.
“Kita sudah punya langkahnya, bagaimana kita mengatasi current account deficit kita, bagaimana kita mengatasi inflasi, bagaimana kita merespon pelemahan rupiah, bagaimana kita merespon investasi agar bisa menutup devisit dari transaksi berjalan, bagamana dengan usaha-usaha padat karya tidak boleh berhenti karenanya kita berikan beberapa insentif semua sudah dipikirkan dalam beberapa hari ini,” tuturnya.
Yang pertama adalah buyback saham BUMN. Kedua Surat Utang Negara (SUN), ketiga obligasi, dan yang keempat adalah dana pensiun.
"Jadi dana pensiun pun harus dalam satu koordinasi. Dana pensiun BUMN ya. Jangan sampai ada dana pensiun yang tiba-tiba cut lost dengan cara melepas saham," ujar Dahlan di Gedung Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Dahlan juga mengungkapkan, seluruh BUMN sudah sepakat akan berada dalam koordinasi kebijakan makro yang dikeluarkan dan tidak akan jalan sendiri-sendiri.
"BUMN akan berada dalam koordinasi kebijakan pemerintah secara makro. Pokoknya BUMN tidak akan jalan sendiri-sendiri, dan apa yang akan dilakukan BUMN sudah menjadi koordinasi bersama pemerintah," tandas Dahlan.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kementeriannya akan menyelenggarakan rapat internal dengan Bank Indonesia untuk membahas melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Hatta meminta masyarakat tidak panik karena pemerintah sudah mempunyai strategi khusus untuk memperkuat nilai mata uang rupiah. "Pesan saya enggak usah panik, kita memiliki jurus respons tapi kita tentu mengikuti terus," kata Hatta dalam siaran persnya, Kamis (22/8/2013).
Nilai tukar rupiah terus merosot. Pada hari Kamis (22/8/2013) rupiah mencapai Rp11,027 per dolar AS atau melemah sebanyak 252 atau 2,33 persen jika dibandingkan pada Rabu (21/8/2013), dimana pergerakan nilai tukar rupiah mencapai Rp10,770.
Menurut Menko Perekonomian, terkait pelemahan nilai tukar rupiah ini pemerintah telah mempersiapkan sejumlah langkah yang nantinya akan diumumkan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat (23/8/2013) besok.
“Kita sudah punya langkahnya, bagaimana kita mengatasi current account deficit kita, bagaimana kita mengatasi inflasi, bagaimana kita merespon pelemahan rupiah, bagaimana kita merespon investasi agar bisa menutup devisit dari transaksi berjalan, bagamana dengan usaha-usaha padat karya tidak boleh berhenti karenanya kita berikan beberapa insentif semua sudah dipikirkan dalam beberapa hari ini,” tuturnya.
(gpr)