Emiten importir pakaian tak terpengaruh pelemahan rupiah

Jum'at, 23 Agustus 2013 - 17:50 WIB
Emiten importir pakaian tak terpengaruh pelemahan rupiah
Emiten importir pakaian tak terpengaruh pelemahan rupiah
A A A
Sindonews.com - Pemilik hak penjualan pakaian premium untuk brand-brand luar negeri, PT Trisula International Tbk (TRIS) mengaku tidak terpengaruh dengan adanya pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

Corporate Secretary TRIS, Marcus Harianto Brotoatmodjo menerangkan, hal tersebut dikarenakan sebagian besar produk pakaian yang dijualnya telah diproduksi di dalam negeri sehingga tidak ada perbedaan operasional yang berarti dengan biaya belanja yang dikeluarkan perseroan.

"Untuk retail kita enggak terpengaruh karena kan penjualannya dalam rupiah dan operasional dalam rupiah. Sebagian besar produk kita tidak terpengaruh pelemahan rupiah karena manufacturing-nya sudah di dalam negeri," ujar Marcus saat dihubungi Sindonews, Jumat (23/8/2013).

Sementara itu, dirinya mengaku memang masih ada satu brand produk yang seluruhnya masih harus diimpor dari luar negeri. Namun demikian, untuk jangka pendek pengaruh dari pelemahan rupiah terhadap produk tersebut belum akan terasa mengingat produk tersebut telah diimpor sebelum adanya pelemahan rupiah.

"Kita memang ada satu produk yang G2000 itu masih 100 persen impor, tapi jangka pendek ini belum terpengaruh karena stok barangnya sudah masuk. Mungkin pengaruhnya baru terasa musim depan. Jadi pengaruhnya untuk barang-barang baru yang akan kita datangkan. Antisipasinya mungkin kita akan ada kenaikan harga," jelasnya.

Ditambahkannya, jika kondisi seperti ini masi berlangsung dalam jangka panjang, maka pihaknya membuka peluang untuk diambilnya opsi menaikan harga jual produk, mengingat di musim depan, produk pakaian dengan brand G2000 tetap harus diimpor untuk memenuhi permintaan pasar.

"Sementara kita juga ada anak usaha kita yang di manufacturing itu barangnya kebanyakan untuk ekspor. Dengan adanya penguatan dolar ini kita jadi mengalami selisih rate yang cukup tinggi juga. Jadi justru kita ada keuntungan karena ada selisih rate itu," ujarnya.

Untuk itu, dirinya menegaskan, semoga stimulus yang diluncurkan pemerintah dapat sebera memberikan dampak positif terhadap stabilnya nilai tukar rupiah. Dengan demikian, dirinya memproyeksikan pasar akan tetap bergairah bila rupiah kembali stabil.

"Harapan kita rupiah kembali stabil supaya pasar bisa jalan normal. Kalau pasar jalan normal, penjulan produk kita juga akan bergairah karena daya beli masyarakat kan stabil," tutup dia.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0464 seconds (0.1#10.140)