Di Kendal, harga tahu meningkat Rp1.000/bungkus
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan harga kedelai sebagai dampak terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) membuat perajin tempe di Kendal, Jawa Tengah mengurangi ukuran. Sedangkan harga tahu terpaksa dinaikan Rp1.000/bungkus.
Meski harga naik dan ukuran diperkecil, warga masih memburu komoditi yang menjadi lauk sehari-hari tersebut.
Di pasar Kendal, meski pasokan tempe dan tahu melimpah, namun ukuran tempe nampak lebih kecil dan tipis. Ukuran tempe diperkecil akibat dampak naiknya harga kedelai impor sebagai bahan baku pembuat tempe. Ukuran diperkecil 10 persen dari biasanya, termasuk ketebalannya.
Pedagang mengaku, perajin tempe tidak berani untuk menaikkan harganya. Namun sebagai imbas tidak naik harga, di tengah melambung harga bahan baku, perajin memilih mengurangi ukuran dan ketebalan tempe. Sedangkan untuk tahu, ukuran dan ketebalan tidak dikurangi, namun harganya dinaikkan.
"Meski tidak berimbas pada penjualan, kami khawatir pembeli akan mengeluhkan ukuran tempe yang makin tipis," kata pedagang tempe di Kendal, Hartatik, Senin (26/8/2013).
Sementara untuk harga tahu, pedagang menaikan harga antara Rp500-Rp1.000/bungkus. "Jika sebelumnya dijual Rp3.000, kini menjadi Rp4.000/bungkus." kata pedagangan tahu, Mundanah.
Bagi pembeli, ukuran diperkecil dan harga naik tidak berpengaruh. Warga seakan tidak memeiliki pilihan karena harga daging yang mahal dan tidak bisa terbeli. Sementara saat ini, harga tempe dan tahu mulai merangkak.
"Kami tetap beli tahu dan tempe untuk lauk sehari-hari karena harga daging mahal," ujar pembeli, Nunung.
Warga berharap, pemerintah bisa menstabilkan harga sehingga warga masih bisa menikmati tahu dan tempe yang menjadi lauk sehari-hari.
Meski harga naik dan ukuran diperkecil, warga masih memburu komoditi yang menjadi lauk sehari-hari tersebut.
Di pasar Kendal, meski pasokan tempe dan tahu melimpah, namun ukuran tempe nampak lebih kecil dan tipis. Ukuran tempe diperkecil akibat dampak naiknya harga kedelai impor sebagai bahan baku pembuat tempe. Ukuran diperkecil 10 persen dari biasanya, termasuk ketebalannya.
Pedagang mengaku, perajin tempe tidak berani untuk menaikkan harganya. Namun sebagai imbas tidak naik harga, di tengah melambung harga bahan baku, perajin memilih mengurangi ukuran dan ketebalan tempe. Sedangkan untuk tahu, ukuran dan ketebalan tidak dikurangi, namun harganya dinaikkan.
"Meski tidak berimbas pada penjualan, kami khawatir pembeli akan mengeluhkan ukuran tempe yang makin tipis," kata pedagang tempe di Kendal, Hartatik, Senin (26/8/2013).
Sementara untuk harga tahu, pedagang menaikan harga antara Rp500-Rp1.000/bungkus. "Jika sebelumnya dijual Rp3.000, kini menjadi Rp4.000/bungkus." kata pedagangan tahu, Mundanah.
Bagi pembeli, ukuran diperkecil dan harga naik tidak berpengaruh. Warga seakan tidak memeiliki pilihan karena harga daging yang mahal dan tidak bisa terbeli. Sementara saat ini, harga tempe dan tahu mulai merangkak.
"Kami tetap beli tahu dan tempe untuk lauk sehari-hari karena harga daging mahal," ujar pembeli, Nunung.
Warga berharap, pemerintah bisa menstabilkan harga sehingga warga masih bisa menikmati tahu dan tempe yang menjadi lauk sehari-hari.
(rna)