BEI targetkan 9 sekuritas miliki online trading
A
A
A
Sindonews.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sembilan sekuritas akan memiliki fasilitas online trading hingga akhir tahun. BEI meyakini fasilitas ini cukup menarik karena dapat menjaring nasabah ritel baru dan meningkatkan transaksi sehingga menyebabkan beberapa sekuritas atau anggota bursa (AB) tertarik mengembangkan layanan ini.
Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko BEI Adikin Basirun mencatat, dalam sisa tahun ini ada sembilan sekuritas yang antri mendapatkan izin. Dia mengatakan ke sembilan AB tersebut masih memproses rencana peluncuran online trading dari sisi internal dan teknis.
"Sebagian sudah menyiapkan sistem online trading untuk dapat integrasi dengan remote trading yang ada di kantor masing-masing. Layanan ini kedepan akan semakin dibutuhkan nasabah ritel karena membutuhkan keterbukaan," ujar Adikin saat dihubungi di Jakarta, Senin (26/8/2013).
Adikin mengatakan, pihaknya belum dapat mengungkapkan nama-nama AB yang akan meluncurkan layanan online trading tersebut. Sembilan AB itu telah merencanakan layanan online trading sejak tahun lalu.
Dengan rencana tersebut maka tahun ini total AB yang memiliki online trading sudah capai 80 persen. Pengajuan layanan online trading ke BEI hanya melalui surat dan tidak perlu membayar.
Pesatnya perkembangan internet dan pasar modal menyebabkan perusahaan sekuritas kian mengincar nasabah ritel. Meski harus mengeluarkan dana besar, sekuritas tetap menghadirkan layanan online trading guna memperbesar basis nasabah ritel.
BEI mencatat dari 116 AB saat ini setidaknya sudah 70 persen menyediakan fasilitas online trading. Sepanjang Januari-Juli 2013 sudah ada tiga sekuritas yang meluncurkan online trading, yakni Samuel Sekuritas, Woori Korindo Securities Indonesia dan Trust Securities.
Sementara itu, analis media digital Razi Thalib mengingatkan online trading di dalam negeri membutuhkan edukasi pasar yang berkelanjutan. Menurutnya, yang perlu diwaspadai ialah minimnya wawasan masyarakat dalam menggunakan internet.
"Walupun layanan ini sangat efisien namun masyarakat membutuhkan integritas perusahaan penyedia jasa online trading. Hal ini karena berhubungan dengan pengelolaan dana masyarakat," ujar Razi.
Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko BEI Adikin Basirun mencatat, dalam sisa tahun ini ada sembilan sekuritas yang antri mendapatkan izin. Dia mengatakan ke sembilan AB tersebut masih memproses rencana peluncuran online trading dari sisi internal dan teknis.
"Sebagian sudah menyiapkan sistem online trading untuk dapat integrasi dengan remote trading yang ada di kantor masing-masing. Layanan ini kedepan akan semakin dibutuhkan nasabah ritel karena membutuhkan keterbukaan," ujar Adikin saat dihubungi di Jakarta, Senin (26/8/2013).
Adikin mengatakan, pihaknya belum dapat mengungkapkan nama-nama AB yang akan meluncurkan layanan online trading tersebut. Sembilan AB itu telah merencanakan layanan online trading sejak tahun lalu.
Dengan rencana tersebut maka tahun ini total AB yang memiliki online trading sudah capai 80 persen. Pengajuan layanan online trading ke BEI hanya melalui surat dan tidak perlu membayar.
Pesatnya perkembangan internet dan pasar modal menyebabkan perusahaan sekuritas kian mengincar nasabah ritel. Meski harus mengeluarkan dana besar, sekuritas tetap menghadirkan layanan online trading guna memperbesar basis nasabah ritel.
BEI mencatat dari 116 AB saat ini setidaknya sudah 70 persen menyediakan fasilitas online trading. Sepanjang Januari-Juli 2013 sudah ada tiga sekuritas yang meluncurkan online trading, yakni Samuel Sekuritas, Woori Korindo Securities Indonesia dan Trust Securities.
Sementara itu, analis media digital Razi Thalib mengingatkan online trading di dalam negeri membutuhkan edukasi pasar yang berkelanjutan. Menurutnya, yang perlu diwaspadai ialah minimnya wawasan masyarakat dalam menggunakan internet.
"Walupun layanan ini sangat efisien namun masyarakat membutuhkan integritas perusahaan penyedia jasa online trading. Hal ini karena berhubungan dengan pengelolaan dana masyarakat," ujar Razi.
(gpr)