Paket stimulus tak efektif, IHSG bakal terkoreksi

Selasa, 27 Agustus 2013 - 08:07 WIB
Paket stimulus tak efektif,...
Paket stimulus tak efektif, IHSG bakal terkoreksi
A A A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari kedua pekan ini akan kembali tertekan di zona merah. Pelemahan bahkan berpotensi semakin dalam setelah berita dari militer Amerika Serikat dan turunnya kepercayaan investor terhadap pemerintah Indonesia mewarnai pasar yang akan tercermin dari tingginya aksi jual.

"IHSG, saya perkirakan akan kembali turun Selasa ini didorong aksi jual lanjutan di tengah kejatuhan DJIA, rencana serangan militer ke Suriah, September The Fed dan turunnya Indonesia ETF (EIDO:US) sebesar 4,86 persen," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Selasa (27/8/2013).

Secara teknikal pun, lanjut Edwin juga menunjukkan tren bearish yakni grafik menukik ke bawah mengindikasikan potensi pelemahan lanjutan. Rentang IHSG hari ini 4.019-4.171. Pola two black crows terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish continuation di hari Selasa.

Adapun berit-berita yang mewarnai pergerakan IHSG hari ini seperti yang datang dari zona AS yang berbau militer, sekaligus dari dalam negeri yang dinilai pemerintah mengeluarkan kebijakan basi dalam paket stimulusnya.

Setelah DJIA sempat menguat sampai pertengahan perdagangan didorong mengecewakannya data durable good orders Juli yang turun 7,3 persen, yang merupakan penurunan terbesar hampir 1 tahun ini, ditambah turunnya business spending dalam capital goods membuat tensi akan tappering berkurang.

Akan tetapi setelah muncul pernyataan terkait militer dankeuangan Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab Dow Jones diakhir perdagangan dilanda aksi jual, sehingga turun 64,05 poin (0,43 persen) ditutup di level 14.946,46 diiringi naiknya The Vix sebesar 7,22 persen ditutup dilevel 14,99.

Pernyataan itu sendiri datang dari U.S. Secretary of State John Kerry yang mengatakan fakta penggunaan senjata kimia pemusnah massal oleh pemerintah Suriah telah digunakan untuk membunuh ratusan ribu penduduk Suriah dan pemerintah Suriah mencoba menutup-nutupi, sehingga mendorong AS, Inggris dan Perancis akan menggunakan tindakan militer untuk menyerang Suriah.

Di sisi lain juga disebutkan adanya bukti batas utang Departemen Keuangan AS hampir tercapai di pertengahan Oktober.

Dari dalam negeri, hilangnya kepercayaan pelaku pasar atas pemerintah Indonesia menyusul tidak rasionalnya RAPBN 2014 dan tidak efektifnya paket stimulus yang baru saja dirilis ternyata mendorong pasar melakukan aksi jual lanjutan.

"Hal ini terjadi karena setelah dicerna pasar ternyata beberapa poin seperti penggunaan biodiesel ternyata merupakan produk kebijakan lama puluhan tahun lalu yang sudah pernah diutarakan tetapi tidak membuahkan hasil," pungkas Edwin.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9969 seconds (0.1#10.140)